
DUNIA BERGETAR DENGAN AI! Wow! Seperti anak-anak bertemu mainan baru pertama kali, ada sihir harapan dan kenyataan yang kadang berbeda jauh! Selaku ayah Korea-Kanada, seringkali berada di posisi unik untuk melihat antara ekspektasi dan realitas—baik dalam kehidupan maupun dalam kecerdasan buatan.
AI Bisnis: Apa yang Harus Orang Tahu?

Wow, perusahaan-perusahaan beterbangan menggelontorkan dana untuk AI dengan harapan luar biasa! Tapi tahukah Anda? Kebanyakan proyeknya belum menghasilkan apa yang dijanjikan. Menurut penelitian terbaru, ada jarak yang signifikan antara ambisi dan eksekusi:
- Menurut survei global, 93% perusahaan menganggap AI sebagai prioritas bisnis, namun lebih dari separuhnya kekurangan bakat terampil yang diperlukan (sumber: Snaplogic)
- Banyak perusahaan tidak memiliki praktik tata kelola data yang kuat. Periset (73%) jauh lebih mungkin memiliki praktik tata kelola data yang baik daripada Percoba (34%) dan Pasif (30%) (sumber: MIT Sloan)
- Hanya 13% organisasi telah menyewa spesialis kepatuhan AI dan 6% melaporkan menyewa spesialis etika AI (sumber: McKinsey)
- Meskipun investasi dalam teknologi AI terus meningkat, kenyataan yang muncul dari ruang rapat perusahaan adalah bahwa sebagian besar inisiatif AI gagal menghasilkan keuntungan yang dijanjikan
Statistic ini benar-benar mengingatkanku pada saat pertama kali mencoba aplikasi AI dengan anak kami. Awalnya sangat terkesan, tapi setelah beberapa hari ternyata ada banyak keterbatasannya. Sedikit frustrasi, tapi ternyada pelajaran berharga tentang memiliki ekspektasi yang realistis dengan teknologi! Rasanya tidak familiar? Kami di rumah pun pernah merasakannya saat mencoba aplikasi AI baru untuk anak. Liburan keluarga yang indah dikejar nafsu makanan sehat yang sempurna—akhirnya justru jadi cerita lucu yang dikenang!
Untuk itu, penting bagi kita sebagai orang tua untuk tidak terlalu membesar-besarkan atau mengecilkan kemampuan AI. Alih-alih menekankan pada teknologi itu sendiri, fokuslah pada bagaimana anak-anak belajar dan berhubungan dengan dunia di sekitarnya. Kita bisa membangun landasan kecerdasan buatan dengan fokus pada kecerdasan manusia kita sendiri!
Tips Praktis untuk Mengintegrasikan AI dalam Kehidupan Keluarga:
- Jelaskan AI dengan analogi yang sederhana dan menyenangkan – seperti teman mainan yang selalu belajar sesuatu yang baru
- Gunakan aplikasi pendidikan interaktif yang memungkinkan anak-anak menjelajarkan konsep dasar pemrograman
- Bicarakan tentang batasan dan tanggung jawab menggunakan AI sejak dini
- Dorong generasi muda untuk menyadari bahwa AI adalah alat, bukan pengganti kreativitas dan emosi manusia
- Tunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah nyata di sekitar kita
Bagaimana pendapat Anda tentang peran AI dalam pendidikan anak-anak? Ceritakan pengalaman Anda di bawah ini – mari kita berbagi pengetahuan dan wawasan bersama!
Sumber: AI hype vs. business reality: the race to meaningful implementation, Tech Radar, 29 Agustus 2025
