
Baru-baru ini, saya melihat seorang anak kecil menatap layar ponsel dengan mata berbinar. ‘Apa itu hujan?’ katanya. Seketika, jawaban muncul: teks, gambar, bahkan penjelasan sederhana. Wah, praktis sekali! Tidak ada daftar tautan yang harus dijelajahi. Ini adalah dunia baru pencarian informasi—di mana mesin seperti ChatGPT merangkum jawaban langsung. Industri menyebutnya ‘Generative Engine Optimization’ (GEO), pergeseran dari SEO tradisional. Perubahan ini tak hanya tentang bisnis, tapi juga cara anak kita menyerap pengetahuan. Pernahkah kita bertanya bagaimana anak menemukan jawaban? Sebagai orang tua, kita perlu mengerti gelombang GEO ini agar bisa membimbing mereka dengan bijak.
Dari Daftar Tautan ke Jawaban Langsung: Bagaimana GEO Mengubah Cara Belajar Anak?

Dulu, saat anak bertanya tentang laut, kita membuka buku atau mesin pencari yang menampilkan puluhan tautan. Mereka sendiri yang harus menjelajahi, memilih sumber, lalu menyimpulkan. Sekarang? Cukup tanya pada AI, jawaban lengkap hadir dalam hitungan detik. Menurut pakar teknologi, ini adalah ‘babak baru’ pencarian—di mana kekuatan model bahasa menggantikan algoritma tautan. Tapi apa dampaknya pada dunia anak? Mereka kehilangan kesempatan belajar mengevaluasi sumber informasi. Bayangkan mereka tumbuh mengira semua jawaban di layar pasti benar. Di sinilah peran kita: lembut mengingatkan bahwa di balik jawaban AI itu, ada manusia yang menyusunnya, dan tidak semua sumber bisa dipercaya. Mari ajak mereka bertanya, ‘Sumbernya dari mana ya?’
Dalam era GEO, literasi digital menjadi lebih krusial. Membiasakan diskusi kecil setiap kali mereka bertanya pada AI akan membentuk kebiasaan kritis yang bertahan seumur hidup.
Literasi Media: Keterampilan Hidup yang Tak Boleh Terlewatkan di Era GEO

Literasi media kini sama pentingnya dengan membaca atau berhitung. Ketika mesin pencari generatif merangkum jawaban untuk pertanyaan anak, mereka tak pernah melihat daftar sumber. Bagaimana mereka tahu informasi itu akurat? Caranya sederhana: setiap kali mereka gunakan AI untuk mencari tahu hal baru, ajak diskusi ringan. ‘Menurutmu, siapa yang menulis ini?’ atau ‘Bagaimana kalau kita tanya langsung ke guru besok?’.
Ini melatih kritis sekaligus mengajarkan bahwa kebenaran seringkali membutuhkan usaha—seperti saat kita dulu membuka-buka ensiklopedia. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa konten yang dioptimasi untuk mesin generatif bisa 30-40% lebih mudah ditemukan, tapi itu tak menjamin keakuratannya. Prioritaskan mengajari anak membedakan fakta dan opini, bukan sekadar menerima apa yang muncul di layar. GEO membawa kemudahan, tapi tanggung jawab orang tua tetap besar.
Keseimbangan Sempurna: Saat Cuaca Mendung Mengajak Kita Bermain di Luar

Lalu bagaimana mengimbanginya? Contohnya hari ini, langit mendung, suhu sekitar 26 derajat—keadaan sempurna untuk mengajak anak berjalan-jalan ke taman terdekat. Tadi pagi, seorang bocah kecil bertanya pada orang tuanya lewat ponsel tentang bentuk awan. Daripada hanya lihat gambar di layar, ayahnya menggandeng tangannya ke luar: ‘Ayo kita cari awan seperti kapas di langit!’. Di sinilah keajaiban terjadi: anak menyentuh daun yang basah, merasakan angin, dan melihat sendiri bagaimana awan berubah bentuk. Bermain di luar saat cuaca mendung justru mengajarkan bahwa ilmu alam tak hanya angka di layar, tapi juga tentang mengamati, merasakan, dan bertanya. Bukankah ini cara alami menanamkan rasa ingin tahu yang lebih dalam? Ini juga cara melatih kebiasaan bertanya kritis seperti saat menggunakan AI. Meski GEO memudahkan, pengalaman langsung tetap tak tergantikan.
Membangun Ketangguhan Digital: Seni Mengajukan Pertanyaan yang Bijak di Era AI

Anak perlu belajar bukan hanya menerima jawaban, tapi juga cara mengajukan pertanyaan baik. Saat mereka tanya pada AI, hasilnya tergantung kualitas pertanyaan. Mau tahu cara menanam kacang hijau? Lebih baik tanyakan ‘Bagaimana caranya menanam kacang hijau di dalam botol dengan air bersih?’ daripada sekadar ‘cara menanam kacang’. Ajari mereka bahwa kejelasan pertanyaan adalah kunci informasi bermanfaat. Seperti bermain puzzle, semakin sering kita coba, semakin cepat menyusunnya. Kemampuan ini akan jadi bekal hidup mereka untuk navigasi dunia yang terus berubah. Begitu juga saat anak bertanya lewat AI, kita perlu memandu mereka menyusun pertanyaan tepat.
Orang tua bisa mulai dengan permainan sederhana—tebak-tebakan ala ’20 Pertanyaan’ saat makan malam—yang melatih logika dan kejelian mencari informasi. Bukankah lebih berkesan saat jawaban ditemukan bersama, bukan hanya diklik sendirian? Di tengah kemajuan GEO, interaksi manusia tetap esensial.
Source: Rise of Generative Engine Optimisation: The future of digital marketing in an AI-driven world, Economic Times, 2025/08/31 00:00:00
Latest Posts
