
Hari ini cuaca cerah di luar, sempurna untuk bermain di taman. Tapi berita terbaru dari Lenovo Innovation World 2025 tentang Legion Go membuatku berpikir—bagaimana gadget gaming AI ini bisa memengaruhi dunia anak-anak kita?
Apa Itu Lenovo Legion Go?
Lenovo baru saja meluncurkan Legion Go dengan kontroler TrueStrike yang bisa dilepas—desainnya lebih ergonomis, tombol lebih cerdas, dan bisa dipakai dalam tiga mode: konsol, tablet, dan handheld. Dilengkapi dengan prosesor AMD Ryzen 9000 HX series, perangkat ini bukan main canggihnya! Bayangkan, anak-anak bisa bermain game dengan pengalaman seperti mouse FPS atau menjelajahi kreativitas dalam mode tablet. Tapi di balik kilau teknologinya, apa dampaknya bagi perkembangan anak?
AI dalam Gadget: Kawan atau Lawan untuk Anak?

Lenovo menyematkan AI dalam software Legion Glasses Gen 2, yang bahkan mendukung konversi 3D untuk lebih dari 20 game AAA. Wah, seru banget ya? Tapi sebagai orang tua, kita perlu bertanya: apakah teknologi ini membantu anak belajar hal baru atau justru membuat mereka kecanduan layar? Saya pernah baca di beberapa artikel, katanya gadget AI ini bisa jadi teman belajar yang interaktif lho, asal kita sebagai orang tua pintar-pintar mengarahkannya. Misalnya, bisa dipakai untuk eksplorasi seni digital atau memecahkan teka-teki seru di game edukatif.
Keseimbangan antara Layar dan Dunia Nyata untuk Anak

Anakku yang berusia 7 tahun suka sekali menggambar dan bermain di luar. Kadang aku khawatir jika gadget seperti Legion Go masuk ke dalam rutinitasnya. Tapi, bukan berarti kita harus menutup diri dari teknologi. Coba bayangkan: Legion Go dengan kickstand-nya bisa jadi alat untuk membuat cerita animasi bersama atau menjelajahi virtual museum—aktivitas yang memadukan fun dan learning! Kuncinya adalah batasan waktu dan pendampingan. Mengatur screen time seperti mengatur jadwal bermain di taman—perlu seimbang.
Tips untuk Orang Tua di Era AI Gaming

Pertama, jadikan gadget sebagai ‘teman belajar’, bukan pengasuh digital. Ajak anak berdiskusi tentang game yang mereka mainkan—apa yang bisa dipelajari dari tantangan dalam game? Kedua, manfaatkan fitur parental control untuk membatasi konten dan durasi. Legion Go memiliki fingerprint reader untuk login yang aman, yang bisa kita atur bersama anak. Ketiga, selingi dengan aktivitas offline: berkebun, membaca buku, atau sekadar ngobrol santai di teras rumah. Ini penting banget! Teknologi hadir untuk memperkaya pengalaman, bukan menggantikan momen kebersamaan.
Masa Depan Anak dengan Teknologi AI

Misi Lenovo dengan ‘Smarter Technology for All’ sepertinya benar-benar ingin menyentuh kehidupan keluarga kita juga, ya. Gadget seperti Legion Go bisa melatih keterampilan abad 21—seperti kreativitas, kolaborasi, dan critical thinking—jika diarahkan dengan benar. Misalnya, mode tablet-nya bisa digunakan untuk membuat proyek seni digital, sementara mode gaming mengasah strategi. Yang penting, kita sebagai orang tua tetap memegang kendali: teknologi adalah alat, bukan tujuan. Anak-anak perlu tumbuh dengan empati, keingintahuan, dan rasa ingin menjelajahi dunia nyata, bukan hanya dunia virtual.
Penutup: Mari Berpikir Bersama tentang Gadget AI
Cuaca cerah hari ini mengingatkanku untuk tidak lupa membawa anak main ke taman setelah sekolah. Gadget seperti Lenovo Legion Go menawarkan potensi besar, tapi jangan sampai kita lupa—anak-anak belajar paling baik melalui pengalaman langsung: merasakan angin, mencium bunga, dan tertawa dengan teman. Jadi, bagaimana pendapatmu? Apakah gadget AI akan menjadi bagian dari pembelajaran anak, atau justru perlu kita waspadai? Mari berbagi cerita dan tips di komentar—kita semua dalam perjalanan yang sama!
Source: (PR) Lenovo Announces New Legion Gaming Devices, AI Tablets, and AI-Powered Software, Techpowerup, 2025/09/05
