
Saat udara pagi segar menyelimuti suatu kota canggih, terlintas bayangan bagaimana pemandu virtual semacam Google Maps bikin rencana perjalanan keluarga jadi serasa kerja sama yang serasi antara manusia dan teknologi. Selayak waktu mencari destinasi wisata ramah keluarga di Asia sekaligus Amerika Utara, kecerdasan buatan bisa meredakan beban harian sekaligus memperkaya pemahaman kita tentang dunia di sekeliling—tepat seperti dibuktikan Grace Leung dalam risetnya. Dan yang paling menyentuh hati, teknologi ini akhirnya memberi kita lebih banyak waktu berkualitas bersama keluarga!
Bagaimana AI Meningkatkan Produktivitas Kerja?
Rajek, seorang akademisi IT di Korea, pernah analogikan AI layaknya tukang kunci magis: alih-alih mengganti pekerja manusia, perangkat semacam ChatGPT dan Gemini bukannya membuka setiap pintu peluang kerja dengan lebih cepat sekaligus presisi.
Tengok ini, misalnya: percakapan Grace Leung yang to the point saat konseling klien korporat. Tim luar percaya AI mesti dibatasi; ia tantang dengan menunjukkan bagaimana 10 tool populer menyederhanakan proses yang tadinya menyakitkan kepala? Satu dengan mengotomatisasi laporan manajemen, tool lain memberikan saran secara cerdas ke perekrut saat filter puluhan CV sekaligus.
Dari data izinkan saya beri analogi seru: sistem AI hari ini ibaratnya suara sopir truk yang productive-nya luar biasa tapi tetap butuh penumpang memilih apakah mau ke lokasi wisata atau cafe yang unik. Kita tak menjajah, tapi berpetualang bersama teknologi berintuisi pasti yang mendefinisikan peta kerja masa depan dengan tinta emas! Dan yang paling membahagiakan, semua efisiensi ini akhirnya mengalir kembali ke kehidupan keluarga—lebih banyak waktu untuk menemani anak bermain, lebih sedikit stres membawa pulang ke rumah.
Sumber: I’m an AI strategist who helps clients improve their workflow. These are the first AI tools and skills I tell high performers to learn, Biztoc, 9 September 2025