
Saat senja menyapu gedung-gedung kota, tiba-tiba si kecil berbisik: “Awan digital itu makan listrik sebanyak satu desa ya?” Di detik itu, kita tersadar—warisan apa yang akan kita tinggalkan untuk mereka? Teknologi canggih bagai mainan baru: menggoda untuk dijelajahi, tapi perlu diajarkan cara memegangnya. Yuk, dampingi rasa ingin tahu mereka sambil menjaga bumi yang kita pijak.
Makan Listrik yang Tak Terlihat

Bayangkan wajah polos anak saat memelihara hewan virtual di gawai. Lucu sekali, bukan? Tapi tahu nggak, setiap sentuhan jarinya itu seperti memberi makan kebun binatang data raksasa di belakang layar. Servernya bekerja 24 jam, menghabiskan listrik ribuan rumah sekaligus! Tak perlu menakuti, tapi mari bersama-sama belajar bijak.
Pernah lihat gemerlap lampu kota malam hari? Listrik untuk menggerakkan AI jauh lebih besar dari itu. Jadi saat si kecil merengek minta AC terus menyala, bisikkan pelan: “Server AI juga ingin beristirahat di ruangan sejuk. Kalau semua orang terus menyalakan AC, bumi kita kelelahan lho.”
Tapak Digital Keluarga Kita

Satu pencarian Google, satu video streaming… semuanya menyisakan debu energi. Bukan harus dihindari, tapi dikelola. Gimana kalau bikin permainan “Kumpulkan Butiran Karbon” bersama? Seperti mengumpulkan kelereng warna-warni.
Coba praktikkan ini: Tentukan satu hari “Libur Server” setiap minggunya. Matikan gawai, main petak umpet, atau masak bareng. Server juga butuh waktu “bernafas” seperti pohon. Anak-anak biasanya malah bersemangat: “Ayah, hari ini aku hemat 5 butir karbon!”
Warisan terbaik bukan melarang teknologi, tapi membentuk hati yang mencintai kemajuan dan alam sekaligus.
Imajinasi yang Menumbuhkan Teknologi Hijau

Ceritakan pada mereka kisah inspiratif: anak muda yang bikin panel surya dari jeruk, developer aplikasi pelacak jejak lingkungan. Ajak berkhayal bersama tentang AI yang bisa memelihara hutan virtual tanpa boros energi.
Suka main peran? Jadikan si bungsu “insinyur matahari” yang merancang robot tenaga surya, kakaknya jadi “navigator awan data” yang mengatur aliran informasi. Kadang pertanyaan polosnya bikin senyam-senyum: “Kalau robot makannya angin, nggak perlu stop kontrak dong Yah?”
Memandang mereka tertidur, aku selalu berpikir: Seperti dua sahabat yang tumbuh saling menjaga, teknologi dan alam bisa berjalan berdampingan—jika kita ajak anak-anak memilih jalan kasih sejak dini.
Source: OpenAI signs contract to buy $300 billion worth of Oracle computing power over the next five years, Tom’s Hardware, 2025-09-11
