
Pernahkah memperhatikan cara dia menggulung nasi untuk bekal si kecil? Punggung tangan yang agak bergetar karena pagi masih terlalu dingin, tapi tetap menyisipkan wortel berbentuk bintang ke pojok kotak bekal. Ritual kecil yang kita anggap remeh tapi justru jadi benang pengikat hubungan, tahu nggak?
Sejam Sebelum Ayam Berkokok
Dia sudah bergerak di dapur sambil setengah tertidur. Bunyi pisau mengetuk talenan irama tertentu—ritme pagi yang asing buat kita yang masih terkapar.
Tapi tahu tidak? Di balik setiap potongan buah berbentuk hati itu, ada pesan tanpa suara: ‘Mama selalu di sini, sayang’. Mungkin itulah mengapa bekal sekolah kadang lebih mengenyangkan daripada makan siang di restoran.
Saat Dinding Jadi Kanvas
Lukisan cat air abstrak berjudul ‘Lautan Api’ karya si kecil tiba-tiba menghias dinding ruang tamu. Kita mungkin bingung antara marah atau panik.
Tapi lihatlah cara dia menyikapnya—pensil dicomot dari lemari, mengubah coretan liar jadi komik strip sederhana. ‘Ini Naga Penjaga Harta Karun, kan?’ Kalimat itu menyelamatkan hari dari air mata sekaligus melahirkan tradisi Sabtu Berkreasi.
Sore itu energinya masih mendidih, tapi begitu lampu tidur menyala, semua geliat kembali melambat.
Nyanyian Senyap Sebelum Tidur
Pukul sembilan malam. Lampu redup. Tangannya menepuk-nepuk punggung kecil yang perlahan terlelap.
Ritual yang sama sejak bertahun lalu: tiga kali usapan rambut, dua kali lingkaran di punggung, lalu bisikan ‘Kamu juara hari ini’.
Kadang kita dengar diam-diam di balik pintu—tembang doa ala kita yang nggak pernah ganti nomor antrian.
Pelukan yang Tumbuh Bersama
Ternyata ukuran pelukan juga bisa jadi patokan pertumbuhan. Dulu si muat dalam pelukan, sekarang kakinya sudah menjuntai hingga ke lantai.
Tapi perhatikan—tangan mereka tetap saling nyambung, entah gimana caranya. Ritual 10 detik sebelum ke sekolah itu tak pernah absen: bahu mantap menopang pipi kecil, napas yang menyelaraskan detak jantung. Fisiknya berubah, tapi maknanya tetap sama.
Tembang Pujian di Saat Gagal
Ketika keberanian mereka hancur karena nilai ulangan kurang baik atau permainan yang kalah, lihat cara dia memunguti pecahan percaya diri itu.
Bukan nasihat panjang, tapi sentuhan di bahu sambil bercerita tentang kegagalannya sendiri. Di situ tercipta ruang aman—sebuah pengakuan bahwa ‘Mama pun sering terjatuh, tapi lihat sekarang kita masih bisa tertawa bersama’.
Coba hitung detik pelukan hari ini—mungkin baru Anda sadari, itu adalah deposito kenangan mereka.
Source: OpenAI’s Controversial Evolution : From Altruism to Profit-Driven Power, Geeky Gadgets, 2025/09/11 12:12:45