
Malam ini, setelah anak-anak terlelap dan rumah mulai hening, aku teringat lagi berita yang kubaca tadi pagi.
Tentang robot humanoid, Sayang. Katanya, dalam lima tahun ke depan, mereka bisa jadi bagian dari keseharian kita.
Aku jadi membayangkan, bagaimana rasanya jika ada ‘tangan’ ekstra yang bisa membantu saat pagi hari begitu padat, saat kamu harus menyiapkan sarapan, memastikan seragam anak-anak rapi, sambil juga memikirkan daftar tugas di kantormu.
Aku sering melihatmu bergerak begitu cepat, seolah ada lebih dari dua puluh empat jam dalam sehari, dan kamu tetap menjalaninya dengan senyum.
Atau saat malam tiba, ketika pekerjaan rumah seolah tak ada habisnya, dan kamu tetap berusaha meluangkan waktu untuk mendampingi anak belajar.
Apakah ini akan terjadi lebih cepat dari yang kita kira?
Aku tahu, kamu sering merasa lelah, Sayang, dan pikiran tentang ini entah kenapa membuatku merenung.
Ini bukan sekadar tentang teknologi baru, tapi tentang bagaimana revolusi ini mungkin menyentuh sudut-sudut kehidupan kita, keluarga kita, dan kekuatan yang selalu ada dalam dirimu.
Mari kita bicarakan, tentang harapan, kekhawatiran orang tua zaman now, dan potensi yang mungkin dibawa oleh kemajuan ini.
Mendorong Kemajuan: Ketika Teknologi Menggema di Rumah Kita

Aku sering melihatmu, Sayang, bergerak cepat di antara dapur, kamar anak-anak, dan meja kerjamu. Setiap hari adalah maraton yang tak ada habisnya, dan kamu selalu menjalaninya dengan senyum, meski aku tahu ada lelah yang tersembunyi jauh di sana.
Ketika membaca tentang bagaimanapasar robot humanoid tumbuh begitu pesat, didukung investasi raksasa dari perusahaan-perusahaan besar, aku jadi berpikir: bagaimana jika kemajuan ini benar-benar bisa meringankan bebanmu?
Katanya, kemajuan AI dan sensor sekarang sudah sangat signifikan, membuat robot semakin pintar dan lincah.
Ada yang menyebutnya ‘momentum ChatGPT’ untuk robot humanoid, sebuah lompatan besar yang membuat kemungkinan ini terasa begitu dekat.
Aku membayangkan sebuah pagi di mana robot bisa membantu menyiapkan bekal anak-anak, merapikan mainan yang berserakan, atau bahkan membantu memilah cucian.
Ini bukan tentang menggantikan peranmu, tentu saja, tapi lebih seperti memiliki asisten yang bisa menangani tugas-tugas berulang, memberi sedikit kelonggaran di tengah jadwal yang padat.
Mungkin mereka belum bisa membantu menyiapkan hidangan saat lebaran bersama keluarga besar, tapi setiap gerakan mereka adalah langkah menuju masa depan yang menarik, masa depan di mana mungkin ada sedikit lebih banyak ruang bagimu untuk sekadar bernapas, atau bahkan menikmati secangkir kopi hangat tanpa terburu-buru.
Memikirkan robot humanoid untuk bantu orang tua seperti kita, rasanya ada harapan di sana, ya? Menurut Tech Monitor pada 16 September 2025, pasar robot humanoid tumbuh pesat…
Tantangan Nyata: Pertanyaan yang Menggantung di Udara Malam

Namun, di balik semua harapan itu, aku juga memikirkan banyak hal, Sayang.
Seperti yang kubaca, ada tantangan besar yang harus diatasi.
Daya tahan baterai, misalnya. Apakah robot itu bisa bekerja seharian penuh tanpa harus sering ‘istirahat’?
Lalu, keandalan di lapangan. Kita tahu, rumah kita ini penuh kejutan. Anak-anak yang berlarian, kadang mainan berserakan di mana-mana, atau benda-benda yang tiba-tiba bergeser.
Apakah robot ini cukup kokoh dan ‘pintar’ untuk beradaptasi dengan kekacauan yang indah ini?
Yang paling penting, tentu saja, adalah keamanan. Aku sering membayangkan anak-anak bermain di sekitar robot itu. Apakah mereka benar-benar aman? Apakah robot itu tidak akan membahayakan mereka?
Kita sering mendengar cerita tentang teknologi yang belum sempurna, dan pikiran tentang keamanan robot humanoid buat anak-anak itu membuatku sedikit was-was.
Kita pasti ingin tahu cara aman pakai robot humanoid di rumah, kan?
Dan juga, masalah biaya. Apakah teknologi ini akan terjangkau bagi keluarga seperti kita? Atau hanya akan menjadi kemewahan yang sulit dijangkau?
Seperti yang sering kita bicarakan, teknologi bisa bantu pekerjaan rumah, tapi apakah harganya sepadan?
Aku tahu, kamu selalu memikirkan yang terbaik untuk anak-anak dan keluarga kita.
Mungkin mereka belum bisa membuat kopi tanpa tumpah seperti aku kadang-kadang, tetapi setiap percobaan, setiap inovasi, adalah langkah maju yang akan membentuk dunia tempat anak-anak kita akan tumbuh besar.
Source: Are humanoid robots really tech’s next big thing?, Tech Monitor, 2025/09/16
Kolaborasi Masa Depan: Merangkai Harapan untuk Anak-anak Kita

Meski demikian, di balik tantangan ini tersimpan peluang besar. Malam ini, saat kita duduk berdua seperti ini, aku jadi merenung lebih jauh.
Jika robot humanoid benar-benar hadir, ini bukan hanya tentang meringankan pekerjaan rumah tangga, tapi juga tentang mengubah dinamika kehidupan kita secara keseluruhan.
Bagaimana peran pekerjaan akan berubah? Apakah akan ada pekerjaan baru yang muncul, atau justru beberapa pekerjaan akan menghilang?
Dan yang paling penting, bagaimana kita menyiapkan anak menghadapi dunia yang penuh robot dan AI?
Ini pertanyaan besar yang sering muncul di benakku, terutama ketika aku melihat mereka begitu antusias dengan teknologi.
Kebijakan etis dan regulasi harus ada, nggak bisa diabaikan. Kita ingin anak-anak kita tumbuh di dunia yang bertanggung jawab, di mana teknologi digunakan untuk kebaikan bersama, bukan sebaliknya.
Aku melihat ini sebagai peluang, Sayang. Peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru, untuk meningkatkan produktivitas, dan yang terpenting, untuk memberi kita lebih banyak waktu berkualitas bersama.
Bayangkan, jika sebagian beban pekerjaan domestik bisa dibantu, kita bisa punya lebih banyak waktu untuk bercerita sebelum tidur, untuk sekadar mendengarkan celotehan mereka, atau bahkan untuk sekadar berdua menikmati keheningan seperti sekarang.
Ini bukan tentang membiarkan robot mengambil alih pengasuhan, tapi tentang menggunakan mereka sebagai alat untuk memperkuat ikatan keluarga.
Robot mungkin tak akan punya selera musik seperti kita, tapi mereka bisa membantu kita lebih fokus pada hal-hal penting dalam hidup, pada ikatan keluarga yang tak ternilai harganya.
Aku tahu, apa pun yang terjadi, kita akan selalu menghadapinya bersama, saling melengkapi, demi masa depan anak-anak kita.
Dan melihatmu, Sayang, dengan segala kekuatan dan ketulusanmu, aku tahu kita akan baik-baik saja.
Source: Are humanoid robots really tech’s next big thing?, Tech Monitor, 2025/09/16
