
Hai, teman! Setelah seharian panjang dengan segala hiruk pikuknya, terutama saat anak-anak akhirnya terlelap, momen seperti ini selalu terasa istimewa, ya. Kita bisa duduk berdua, membiarkan pikiran berkelana. Tadi siang, aku sempat baca berita tentang AI yang mulai merambah bidang hukum. Awalnya aku mikir, ‘Wah, ini rumit sekali, pasti cuma untuk para ahli.’ Tapi, semakin aku baca tentang Liftlab dan bagaimana mereka melatih AI untuk akses layanan hukum, aku jadi teringat obrolan kita tentang bagaimana teknologi seringkali terasa jauh, padahal bisa sangat menyentuh kehidupan kita. Bukan cuma di bidang hukum, tapi juga bagaimana aplikasi AI untuk keluarga Indonesia bisa mempermudah banyak hal, dari pendidikan anak sampai urusan rumah tangga.
Berita itu bukan cuma soal ngganti pekerjaan atau membuat segalanya lebih cepat, tapi lebih dalam lagi, tentang sebuah peluang besar untuk memperbaiki sistem, agar semua orang punya akses yang sama. Membayangkan bagaimana AI bisa membantu seseorang yang kesulitan membayar pengacara, atau sekadar memahami hak-hak mereka, itu membuatku berpikir tentang masa depan anak-anak kita.
Bagaimana kita bisa memastikan mereka tumbuh di dunia yang lebih adil, di mana teknologi AI yang ramah keluarga justru menjadi jembatan, bukan penghalang?
Mari kita coba sama-sama mencari tahu, bagaimana kita, sebagai orang tua, bisa memahami dan bahkan berpartisipasi dalam transformasi besar ini, demi manfaat AI untuk anak dan orang tua yang optimal.
Mengapa AI Bukan Hanya untuk Pengacara?

Aku tahu, Sayang, mendengar kata ‘AI’ dan ‘hukum’ dalam satu kalimat mungkin membuat kita langsung berpikir tentang ruang sidang yang rumit atau undang-undang yang tebal. Tapi, setelah merenung, aku jadi melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Inovasi AI di bidang hukum, seperti yang dilakukan Liftlab, justru bisa menjadi contoh nyata bagaimana teknologi bisa diadaptasi untuk bidang-bidang lain yang lebih dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, bukan cuma urusan korporat besar. Ini menunjukkan bahwa aplikasi AI untuk keluarga Indonesia punya potensi besar, dari membantu belajar anak-anak sampai mengelola rumah tangga.
Bayangkan saja, pelatihan AI untuk akses layanan hukum itu secara tidak langsung juga bikin kita sadar pentingnya literasi digital bagi semua orang. Kalau dulu kita mungkin mengira AI itu cuma untuk insinyur atau ilmuwan komputer, sekarang kita jadi sadar bahwa pemahaman dasar tentang AI itu penting untuk siapa saja, termasuk kita yang tiap hari berkutat dengan urusan rumah tangga dan pekerjaan. Ini juga tentang bagaimana kita bisa memastikan teknologi AI yang ramah keluarga bisa terus dikembangkan dan digunakan dengan bijak. Proyek seperti Liftlab ini menunjukkan bahwa membangun teknologi yang beretika dan bermanfaat itu bukan tugas satu dua orang saja, tapi butuh keterlibatan masyarakat luas. Itu mengingatkanku pada semangat “gotong royong” kita di lingkungan, bagaimana setiap kontribusi, sekecil apa pun, bisa menciptakan dampak besar.
Dan jujur saja, Sayang, kadang aku berpikir, jangan-jangan nanti AI bisa menjelaskan undang-undang lebih baik daripada kita berdua, ya? Tapi itu artinya kita punya waktu lebih untuk berpikir kreatif, untuk hal-hal yang AI tidak bisa lakukan: seperti merencanakan liburan keluarga, atau sekadar menikmati secangkir kopi hangat berdua tanpa beban pikiran.
Source: Stanford Law Unveils liftlab, a Groundbreaking AI Initiative Focused on the Legal Profession’s Future, Stanford Law, 2025-09-15
Membangun Jembatan Menuju Akses yang Lebih Adil

Kadang aku membayangkan, Sayang, betapa sulitnya bagi sebagian orang untuk mendapatkan akses ke layanan yang seharusnya menjadi hak mereka, hanya karena terbentur biaya atau informasi yang sulit dijangkau. Di sinilah aku melihat potensi besar dari alat AI, seperti chatbot pengadilan yang sedang dikembangkan. Mereka bisa menjadi jembatan yang sangat berarti, membantu mengatasi hambatan biaya yang seringkali menjadi tembok besar bagi banyak keluarga. Ini bukan hanya tentang hukum, tapi juga tentang kesehatan, pendidikan, atau bahkan hak-hak pekerja yang seringkali luput dari perhatian. Bayangkan manfaat AI untuk anak dan orang tua jika layanan kesehatan dasar bisa diakses lebih mudah, atau informasi pendidikan bisa didapat tanpa batas.
Penting sekali, kurasa, untuk adanya kerja sama yang erat antara akademisi, industri, dan komunitas. Seperti kita berdua, yang saling bahu-membahu mengatur rumah tangga dan pekerjaan, ketiga elemen ini juga harus bersinergi untuk menciptakan solusi AI yang nyata dan bisa dirasakan manfaatnya oleh semua. kita sering lihat betapa telatennya orang tua mencari informasi untuk kebutuhan keluarga kita, mulai dari sekolah anak-anak sampai resep masakan sehat. Semangatmu itu, semangat untuk mencari dan memastikan yang terbaik, adalah cerminan bagaimana masyarakat umum bisa berkontribusi. Kita bisa memberikan masukan, menguji coba, atau bahkan sekadar menyuarakan kebutuhan kita agar pengembangan AI ini benar-benar berbasis keadilan, menciptakan aplikasi AI untuk keluarga Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan nyata kita.
Dan bicara tentang efisiensi, Sayang, kadang aku berpikir, Bayangkan AI bantu atur jadwal main anak biar nggak kebanyakan di layar! tanpa mengganggu jam istirahat siang kita? Baru tahu ternyata teknologi bisa sangat menghargai kebutuhan istirahat kita, ya! Rasanya seperti mimpi indah yang bisa jadi kenyataan, memberi kita lebih banyak waktu untuk hal-hal yang benar-benar penting.
Source: Stanford Law Unveils liftlab, a Groundbreaking AI Initiative Focused on the Legal Profession’s Future, Stanford Law, 2025-09-15
Literasi AI untuk Semua: Aksi Nyata Awal Hari Ini

Melihat semua potensi ini, Sayang, aku jadi berpikir, apa sih yang bisa kita lakukan, sebagai orang tua, untuk tidak ketinggalan? Aku rasa, langkah pertama adalah memahami dasar-dasar AI di lingkungan kita sehari-hari. Bukan berarti kita harus jadi programmer, tapi setidaknya kita tahu bagaimana AI bekerja di aplikasi yang sering kita pakai, di smartphone kita, atau bahkan di perangkat rumah pintar. Ini adalah cara menggunakan AI dalam keluarga secara bijak, dimulai dari pemahaman.
Aku tahu kamu selalu proaktif dalam mencari tahu hal-hal baru yang bermanfaat untuk keluarga kita. Mungkin kita bisa menjadikan ini sebagai proyek bersama, mencari sumber belajar yang mudah diakses, baik untuk kita pribadi maupun untuk kelompok kecil di lingkungan kita. Mengajak teman-teman atau tetangga untuk berdiskusi tentang AI, bagaimana teknologi AI yang ramah keluarga ini bisa membantu komunitas kita, itu akan sangat berarti. Ini bukan cuma tentang belajar, tapi tentang kolaborasi, memastikan AI dikembangkan dengan nilai-nilai etis yang kita pegang teguh: keadilan, empati, dan kebermanfaatan bagi semua.
Dan yang terpenting, Sayang, jangan pernah takut untuk bertanya, ‘Sebenarnya, apa sih yang dilakukan AI ini?’ itu adalah langkah pertama yang paling fundamental. Mengubah kebingungan menjadi kekuatan, ya kan? Sama seperti saat kita pertama kali belajar mengurus anak, banyak hal yang tidak kita tahu, tapi dengan bertanya dan belajar, kita jadi lebih kuat dan lebih siap menghadapi apa pun.
Source: Stanford Law Unveils liftlab, a Groundbreaking AI Initiative Focused on the Legal Profession’s Future, Stanford Law, 2025-09-15
