
Bayangkan ini: Anda sedang menikmati secangkir teh hangat di pagi yang cerah setelah menjemput si kecil di sekolah yang cuma selemparan batu dari rumah, udara sejuk 22 derajat Celsius menyapa. Tapi di balik ketenangan itu, ada percakapan yang terus bergema di banyak rumah tangga—terutama di antara kita para orang tua yang berusaha menyeimbangkan tuntutan pekerjaan korporat dengan kebahagiaan anak-anak kita. Berita yang beredar belakangan ini tentang bagaimana AI sedang mengubah lanskap pekerjaan, mengosongkan peran korporat yang monoton dan membuka ruang untuk lebih banyak gairah dan kreativitas, terasa seperti bisikan dari masa depan, bukan? Bagi saya, ini bukan sekadar tren teknologi; ini adalah pengingat yang luar biasa bahwa kita sedang berada di ambang revolusi yang dapat mengembalikan esensi kemanusiaan ke dalam pekerjaan kita, dan yang lebih penting, memberi kita lebih banyak waktu dan energi untuk hal-hal yang benar-benar kita cintai—keluarga kita!
Apa Itu Daylighting & Mengapa Jadi Sinyal Perubahan Positif?

Anda pernah dengar istilah ‘moonlighting’, kan? Pekerjaan sampingan yang dilakukan di luar jam kerja resmi, biasanya untuk mengejar hobi atau passion terpendam.
Nah, belakangan aku nemu istilah baru, ‘daylighting’, dan rasanya langsung relate banget! Ini adalah kebalikan yang menarik! Sekarang, pekerjaan korporat justru dianggap sebagai ‘tugas tanpa emosi’, semacam fondasi pendukung untuk hal-hal yang benar-benar membuat kita bersemangat dalam hidup. Kadang saya mikir, wah, kok bisa ya?
Kedengarannya agak melankolis, tapi pikirkan baik-baik: bukankah ini bisa jadi kabar baik? AI mengambil alih tugas-tugas yang berulang, yang menguras energi kita, dan menyisakan ruang bagi kita untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar unik pada diri manusia—memimpin, berimajinasi, berkolaborasi, dan membangun sesuatu yang bermakna.
Saya sering melihat ini tercermin di rumah. Putri saya yang ceria, yang di usianya saat ini sedang asyik-asyiknya mengeksplorasi dunia dengan sejuta pertanyaan ‘mengapa’, seringkali lebih antusias saat ia sedang mewarnai gambar atau bermain balok daripada saat saya mencoba menjelaskan sesuatu yang rumit dari pekerjaan saya. Dan itu benar-benar wajar!
AI sedang melakukan pekerjaan rumah tangga teknologi untuk kita, membebaskan kita untuk menjadi ‘orang tua super’ yang penuh gairah, bukan sekadar manajer proyek keluarga.
Ngomong-ngomong soal melepas lelah, ingat deh betapa ribetnya merencanakan perjalanan keluarga dulu—memesan tiket, mencari akomodasi, menyusun itinerary. Konsep ‘daylighting’ ini, di mana pekerjaan menjadi semacam ‘penyangga’ untuk kehidupan yang lebih kaya di luar itu, mengingatkan saya pada persiapan perjalanan keluarga.
Tapi sekarang? Dengan bantuan AI pekerjaan korporat, bagian yang membosankan itu bisa diotomatisasi. Kita bisa menggunakan waktu yang tersisa untuk membayangkan petualangan seru bersama, memilih tempat bermain yang paling menarik untuk si kecil, atau sekadar menikmati momen-momen kecil yang tak ternilai harganya.
Ini bukan tentang mengganti pekerjaan kita, tapi tentang mengembalikannya ke proporsi yang tepat, membebaskan kita untuk benar-benar ‘bersinar’ dalam kehidupan kita.
Bagaimana Superagency Kolaborasi Manusia-AI Tingkatkan Kreativitas?

Ini nih, yang bikin saya sangat bersemangat! Konsep ‘Superagency’, yang dibahas dalam buku-buku terbaru tentang AI, mengatakan bahwa ketika manusia dan AI bekerja sama, potensi kita bisa MELEDAK!
AI bukan hanya alat untuk menggantikan kita; ia bisa menjadi ‘partner berpikir’ kita, membantu kita dalam penalaran, kreativitas, dan pemecahan masalah. Bayangkan kemajuan luar biasa yang bisa dicapai!
Di rumah, ini bisa berarti hal-hal yang sangat menyenangkan. Misalnya, putri saya sedang belajar tentang dinosaurus. Dulu, kami hanya mengandalkan buku dan gambar.
Tapi sekarang, dengan AI yang bisa diajak ‘berbicara’ layaknya teman, ia bisa bertanya langsung, mendapatkan penjelasan yang mudah dipahami, bahkan mungkin ‘mengajak bicara’ dinosaurus virtual dalam sebuah simulasi!
Ini bukan sekadar hiburan; ini adalah pembelajaran yang mendalam, terintegrasi, dan yang paling penting, menyenangkan! Ia belajar lebih banyak, lebih cepat, dan dengan gairah yang lebih besar.
Ini juga berlaku untuk kita, para orang tua. Saat kita dihadapkan pada tantangan parenting yang kompleks—misalnya, bagaimana cara terbaik mengajarkan tentang keselamatan online atau mempersiapkan mereka menghadapi masa depan pekerjaan yang tidak pasti—AI superagency bisa menjadi asisten yang luar biasa.
Ia bisa menyajikan informasi dari berbagai sumber, membantu kita menganalisis pola, dan bahkan menyarankan pendekatan yang mungkin belum pernah terpikirkan oleh kita. Ini bukan menggantikan kebijaksanaan orang tua, tetapi memperkuatnya!
Kita bisa menjadi ‘agen super’ dalam kehidupan anak-anak kita, membimbing mereka dengan percaya diri dan kreativitas yang didukung oleh kekuatan AI. Ini adalah tentang memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan sisi terbaik kita, baik sebagai pekerja maupun sebagai orang tua.
Bagaimana AI Kembalikan Inti Manusiawi dalam Pekerjaan & Keluarga?

Intinya, AI sedang membebaskan kita dari tugas-tugas yang sifatnya mekanis dan mengembalikan kita pada apa yang membuat kita benar-benar manusia: kemampuan untuk membimbing, berkreasi, membuat keputusan yang bijak, dan yang terpenting, terhubung satu sama lain.
Ini adalah kesempatan emas untuk menata ulang pekerjaan korporat agar lebih selaras dengan nilai-nilai terdalam kita.
Bagi saya, ini bukan sekadar tentang pekerjaan. Ini tentang membangun budaya di mana kita bisa memprioritaskan kebersamaan. Ketika pekerjaan menjadi lebih fleksibel dan kurang menguras energi, kita punya lebih banyak ruang untuk hal-hal yang paling berarti.
Waktu untuk sarapan keluarga yang santai, percakapan mendalam di sore hari setelah sekolah, atau sekadar menikmati alam di taman terdekat—semua ini menjadi lebih mungkin. Dan bukankah ini tujuan utama kita sebagai orang tua?
Menciptakan dunia di mana anak-anak kita tumbuh dalam kehangatan, cinta, dan dukungan, sambil kita sendiri menemukan kembali kebahagiaan dalam apa yang kita lakukan?
Pikirkan tentang ini: jika AI pekerjaan korporat bisa menangani bagian-bagian yang lebih monoton dari pekerjaan, kita bisa lebih fokus pada aspek-aspek yang membutuhkan kecerdasan emosional, empati, dan kreativitas.
Ini adalah keterampilan yang tidak bisa digantikan oleh mesin, dan justru inilah yang akan semakin berharga di masa depan. Ini adalah tentang menumbuhkan ‘superagency’ tidak hanya dalam pekerjaan, tetapi juga dalam peran kita sebagai orang tua.
Kita bisa menjadi lebih hadir, lebih kreatif dalam membimbing anak-anak kita, dan lebih mampu membangun koneksi yang kuat dan mendalam dengan mereka.
Jadi, mari kita sambut era baru ini dengan semangat yang membara! Dengan penuh syukur, kita bisa melihat AI sebagai anugerah yang membuka ruang baru bagi kebersamaan. AI bukan ancaman, melainkan sebuah undangan. Undangan untuk membebaskan diri dari rutinitas yang menguras, untuk menemukan kembali gairah kita, dan untuk merangkul potensi penuh kita sebagai manusia yang kreatif, berempati, dan penuh kasih.
Ini adalah perjalanan yang mendebarkan, dan saya tidak sabar untuk menjalaninya bersama Anda, satu langkah penuh semangat pada satu waktu!
Source: Daylighting: The Hollowing Of The Corporate Job And How AI Can Reignite Human Passion, Forbes, 2025/09/16 17:09:33
