
Halo Ayah dan Bunda hebat di seluruh penjuru nusantara! Apa kabar hari Sabtu ini? Sabtu pagi sambil nyeruput kopi, ide ‘vibe coding’ tiba-tiba kepikiran!
Nah, baru-baru ini ada tren baru yang lagi ngehits di dunia teknologi, namanya ‘vibe coding’. Bayangin deh, Cuma ngobrol biasa, AI langsung bantu bikin kode! Kayak kita di rumah biasa santap bibimbap sebelum ajari si kecil main AI—seru dan penuh syukur!
Keren, kan?! Tapi, sebelum kita terlalu semangat, yuk kita bedah pelan-pelan seperti merencanakan liburan keluarga.
Apa sih sebenarnya ‘vibe coding’ ini, dan gimana dampaknya buat kita yang berjuang menyeimbangkan dunia anak dan kerja?
Apa Itu Vibe Coding dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Bayangkan, Ayah dan Bunda, kalau kita mau bikin aplikasi sederhana buat bantuin si kecil belajar atau ngatur koleksi mainannya. Dulu, ini bakal butuh keahlian ngoding khusus, berjam-jam duduk depan layar.
Nah, ‘vibe coding’ ini datang kayak angin segar! Bayangin deh, kita cukup ‘cerita’ atau ‘jelasin’ idenya ke AI pakai bahasa sehari-hari, kayak lagi ngobrol santai.
Misalnya, kita bilang, \”Aku mau bikin aplikasi tebak-tebakan nama hewan buat anak, lengkap sama suaranya kalau salah pencet.\”
Terus, AI-nya yang udah super canggih, langsung ‘ngeh’ dan bikin aplikasinya buat kita. Voila! Programnya jadi!
Istilah ini akhirnya booming banget sampai disebut-sebut di berbagai media! Keren banget ya?
Ini pergeseran besar dalam menciptakan sesuatu di dunia digital.
Dulu kita harus jadi ‘tukang bangunan’ kode satu per satu, sekarang kita jadi ‘arsitek’ yang tinggal kasih gambaran besar, sisanya AI yang kerjakan.
Beneran Bisa? Langsung Jadi Aplikasi Tanpa Ribet?

Nah, ini dia bagian yang bikin kita harus sedikit ‘rem’ gaspol. Saya dulu coba prompt seadanya—\”bikinin aplikasi survey\”—eh hasilnya berantakan! Setelah ditambah detail kecil kayak \”warna tombol ceria\” dan \”suara hewan lucu kalau salah jawab\”, wow! AI-nya tiba-tiba jadi ilmiah banget!
Tapi, kayak rencana liburan ke tempat baru yang belum pernah kita datangi, pasti ada kejutan yang perlu diperhatikan.
Kalau bikin aplikasi dengan vibe coding, prompt yang kita kasih itu benar-benar jadi kunci utamanya:
Beberapa ahli ngasih tahu, kalau kita terlalu bergantung sama kode AI tanpa dicek ulang, terutama untuk aplikasi besar, kodenya bisa jadi kurang efisien.
Ibaratnya, kita beli rumah jadi yang kelihatannya bagus, tapi ternyata ada tembok rapuh atau sistem kelistrikan perlu dibenerin total.
Studi terbaru nunjukkin, waktu yang kita hemat pakai AI bisa habis berkali-kali lipat buat ngecek, debugging, atau ngerombak kode ‘sok’ benar dari AI.
Jadi, ini bukan cuma soal ‘klik jadi’, tapi lebih ke kolaborasi cerdas antara kita dan AI.
Gimana AI Bisa Jadi Alat Belajar Seru untuk Keluarga?

Sekarang, yuk kita bawa obrolan ini lebih dekat ke keluarga. Anak-anak kita tumbuh di zaman serba digital, udah akrab banget sama smartphone atau tablet.
Konsep ‘vibe coding’ ini bisa kita manfaatkan jadi alat belajar yang asyik buat mereka!
Daripada cuma jadi pengguna pasif, ajak si kecil ‘bermain’ dengan AI. Kita bisa bantu dia bikin prompt sederhana buat AI.
Nggak perlu langsung bikin aplikasi rumit, mulai dari hal kecil yang relate sama keseharian. Misalnya, minta AI bikinin cerita petualangan dinosaurus kesukaannya.
Ini nggak cuma ngajarin dia soal teknologi, tapi juga melatih imajinasi dan cara berpikir logis.
Penting banget buat kita ingat, penggunaan teknologi harus seimbang. Kita kan nggak mau anak jadi ‘kecanduan’ layar, ya kan?
Makanya, ‘vibe coding’ bisa jadi jembatan keren. Kita bisa alokasikan waktu khusus untuk ‘eksplorasi AI’ ini, misalnya seminggu sekali.
Sisanya, biarkan mereka tetap aktif bermain di luar dan berinteraksi langsung sama teman-temannya.
Ayah Hebat & AI: Kolaborasi Cerdas untuk Masa Depan Anak?

Ayah-ayah hebat di luar sana, berita soal ‘vibe coding’ ini bukan buat takut atau minder. Justru, ini tantangan sekaligus peluang emas buat kita.
Dunia kerja dan teknologi terus berkembang pesat. Membekali diri dengan pemahaman tentang AI adalah langkah cerdas untuk masa depan keluarga.
Anggap saja AI ini sebagai ‘teman perjalanan’ kita. Kalau dulu merencanakan liburan dengan peta kertas, sekarang kita dibantu aplikasi peta digital real-time.
Begitu juga dalam pekerjaan, AI bisa membantu menganalisis data lebih cepat atau membuat draf laporan.
Kuncinya adalah kita yang memegang kendali, kita yang menentukan arahnya.
Dengan ‘vibe coding’, kita punya kesempatan lebih kreatif dan efisien untuk menciptakan solusi unik.
Mungkin kita bisa bikin tools sederhana buat ngatur jadwal les anak atau memantau perkembangan hobinya.
Ingat, Ayah, inovasi itu nggak harus datang dari laboratorium canggih. Ide terbaik sering datang dari kebutuhan sederhana di rumah kita.
Jadi, yuk kita pelajari dan eksplorasi AI ini untuk membuat hidup jadi lebih baik, lebih mudah, dan pastinya, lebih penuh kebahagiaan.
Dunia terus berubah, dan kita, para Ayah hebat, harus terus bertumbuh bersama perubahan itu.
Semangat terus, ya!
Source: Vibe Coding Gains Traction Via Users Writing Prompts That Spur AI To Automatically Generate Usable Software Code, Forbes, 18 September 2025
