
Sayang, masih ingat malam itu kita duduk di teras sambil menikmati teh hangat? Angin malam berbisik lembut, dan kita berbicara tentang masa depan mereka. Tentang bagaimana dunia berubah begitu cepat, tentang kekhawatiran kita sebagai orang tua yang ingin memberikan yang terbaik. Aku ingat betul caramu memegang tanganku sambil bertanya, ‘Apakah kita sudah mempersiapkan mereka dengan benar?’ Malam ini, aku ingin berbagi pemikiran tentang hal itu.
Pergeseran yang Kita Rasakan Bersama

Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana tetangga kita yang lulusan SMA justru lebih cepat dapat kerja daripada adikku yang fresh graduate? Ternyata ini bukan hanya perasaan kita saja. Nah, data menunjukkan 1,9 juta lulusan SMA tidak bisa kuliah setiap tahunnya – angka yang bikin kita mikir lagi, ya?
Tapi di balik angka itu, aku melihat sesuatu yang lebih dalam. Dunia sedang berubah, sayang. Dan perubahan ini membuatku berpikir ulang tentang apa arti ‘kesuksesan’ untuk anak-anak kita nanti.
Keindahan dalam Jalan yang Berbeda

Nah, aku perhatikan bagaimana mata mereka berbinar ketika membantu omnya yang tukang kayu, atau ketika mereka asyik memperbaiki mainan yang rusak. Ada kebanggaan berbeda yang kulihat – bukan kebanggaan akan nilai ujian, tapi kebahagiaan karena bisa menciptakan sesuatu dengan tangan mereka sendiri.
Di banyak negara, pekerjaan vokasi dan kerajinan tangan justru sedang naik daun. Generasi muda sekarang lebih memilih pekerjaan yang tidak mengharuskan mereka terpaku di depan komputer seharian. Jadi, pekerjaan kayak gini malah lebih aman dari ancaman AI, lho!
Membangun Pondasi di Rumah Kita

Jadi, ingat waktu si kecil berhasil memperbaiki sepedanya sendiri? Atau ketika dia membuat prakarya dari barang bekas yang begitu kreatif? Di momen-momen seperti itulah aku melihat masa depan mereka yang cerah.
Kayak waktu kita lagi ngobrol santai di teras sambil minum teh, ngobrol tentang ide-ide kreatifnya yang membuatku terkagum-kagum.
Keterampilan yang sesungguhnya tidak selalu datang dari bangku sekolah formal. Rasa ingin tahu yang kita pupuk, keberanian untuk mencoba, kemampuan menyelesaikan masalah – ini semua adalah bekal yang lebih berharga daripada sekadar nilai rapor sempurna.
Banyak Jalan Menuju Roma

Aku mulai melihat bahwa kesuksesan memiliki banyak wajah. Apprenticeship, bootcamp keterampilan, entrepreneurship, atau pembelajaran online – semuanya adalah jalan yang valid. Yang penting adalah passion dan purpose, bukan selembar ijazah.
Pendidikan sejati adalah proses seumur hidup, bukan hanya empat tahun di bangku kuliah.
Dan yang paling membesarkan hatiku, dunia kerja semakin menerima keberagaman pathway ini.
Kekuatan yang Kita Tanam Bersama

Di akhir hari, sayang, yang paling kupedulikan bukanlah gelar apa yang akan mereka dapat, tetapi bagaimana kita membesarkan manusia yang tangguh, adaptif, dan penuh compassion. Anak-anak yang tidak takut gagal, karena mereka tahu kegagalan adalah bagian dari pembelajaran.
Mereka mungkin tidak akan mengambil jalan yang kita bayangkan, tetapi Aku yakin banget mereka akan nemuin jalan mereka sendiri—dan jalan itu bakal luar biasa! Dan yang terindah adalah, kita akan ada di sana untuk mendukung setiap langkah mereka, apapun pilihan yang mereka ambil.
Sumber: Gen Z job crisis: Maybe there are just too many college graduates now, Fortune, 2025-09-21
