
Aku masih ingat senyum lelahmu di penghujung hari itu, setelah seharian mengikuti langkah-lincah si kecil yang tak pernah lelah. Di antara keriuhan taman hiburan, ada saat-saat dimana kita sama-sama sibuk dengan layar—mencari peta, jadwal wahana, atau sekadar mengabadikan momen. Tapi aku melihat caramu menatap anak kita yang sedang terkagum-kagum, dan aku tahu kita berdua merasakan hal yang sama: bagaimana caranya agar teknologi ini bisa benar-benar membantu kita hadir sepenuhnya, bukan malah menjauhkan? Percakapan kita di malam hari tentang keseimbangan teknologi dan momen keluarga—itulah yang selalu terngiang.
Augmented Reality: Menambah Warna, Bukan Mengurangi Kehadiran

Bayangkan jika kita bisa menjelajahi taman hiburan tanpa harus terus-menerus menunduk melihat ponsel. Teknologi augmented reality, seperti kacamata cerdas yang sedang berkembang, bisa menjadi pemandu kita—menunjukkan jalan ke wahana favorit, memberi tahu jadwal pertunjukan, bahkan menghadirkan karakter virtual yang berinteraksi dengan dunia nyata.
Tapi yang paling kuhargai adalah caranya yang halus: teknologi ini melengkapi kenyataan, bukan menggantikannya. Kita masih bisa memegang tangan si kecil, menertawakannya saat ia berusaha menyentuh hologram, dan tetap saling bertatapan tanpa terhalang layar. Seperti dalam perjalanan keluarga kita, teknologi seharusnya menjadi penunjuk arah yang bijak, bukan suara yang mengganggu percakapan kita.
AI sebagai Partner dalam Petualangan Keluarga

Ada satu momen yang selalu membuatku tersenyum: ketika si kecil bertanya hal-hal random seperti kenapa langit berwarna biru atau bagaimana roller coaster bisa berjalan. Dengan AI yang terintegrasi dalam pengalaman taman hiburan, pertanyaan-pertanyaan itu bisa dijawab dengan cara yang menyenangkan dan edukatif—mungkin melalui karakter virtual yang bercerita, atau visualisasi interaktif.
Tapi yang terpenting, teknologi ini tidak mengambil alih peran kita sebagai orangtua. Justru, ia menjadi alat untuk kita berinteraksi lebih dalam dengan anak—mendorong diskusi, tawa, dan keinginan untuk belajar bersama. Teknologi harusnya bantu kita lebih dekat, bukan malah jadikan kita sibuk sendiri…
Menemukan Keseimbangan di Tengah Dunia Digital

Kita sering berbicara tentang batasan—kapan waktunya mematikan notifikasi, kapan waktunya menyimpan ponsel dan benar-benar menikmati momen. Teknologi seperti kacamata AR mengajarkan kita bahwa keseimbangan itu mungkin: kita bisa mendapatkan informasi yang kita butuhkan tanpa terisolasi dari sekitar.
Tips yang selalu kita coba terapkan—seperti menetapkan ‘zona bebas gadget’ selama waktu tertentu, atau menggunakan teknologi hanya untuk hal-hal yang benar-benar memperkaya pengalaman bersama—kini memiliki alat yang lebih baik untuk diwujudkan. Gimana caranya biar teknologi nggak ganggu waktu quality time dengan anak? Mungkin jawabannya ada pada bagaimana kita memilih teknologi yang mendukung interaksi, bukan yang menggantikannya.
Teknologi seharusnya menjadi penunjuk arah yang bijak, bukan suara yang mengganggu percakapan kita.
Masa Depan Teknologi dalam Ritual Keluarga

Melihat perkembangan teknologi ini, aku jadi membayangkan masa depan dimana kita bisa lebih fokus pada kebahagiaan anak-anak kita, tanpa khawatir kehilangan momen berharga karena terganggu layar. Tapi yang tetap menjadi inti adalah nilai-nilai keluarga kita: kebersamaan, kehadiran penuh, dan cinta yang tidak tergantikan oleh mesin apapun.
Aku berharap kita bisa menjadi orangtua yang bijak dalam menggunakan teknologi—tidak menolaknya, tetapi juga tidak membiarkannya menguasai hidup kita. Dengan semangat optimis, mari kita lihat masa depan dimana teknologi dan momen manusiawi berjalan beriringan…
Sumber: NEW Ray-Ban Meta Technology Reveals Disney Parks Might Get Even BETTER, Disney Food Blog, 2025-09-21
