
Wah, hari ini rasanya berbeda ya, udara agak mendung tapi semangat di hati justru membuncah! Tahu-tahu teringat berita soal perubahan biaya visa H-1B yang bikin banyak orang berpikir ulang soal rencana karir dan studi mereka, terutama di bidang teknologi.
Mendengar itu, hati saya langsung melayang ke masa depan anak perempuan saya. Bagaimana ya nanti dunia kerja dia? Bagaimana kita sebagai orang tua bisa membekalinya untuk menghadapi semua perubahan ini?
Rasanya seperti sedang merencanakan liburan keluarga, tapi kali ini kita merencanakan masa depan, dan kadang-kadang rencana itu perlu sedikit ‘disesuaikan’ karena keadaan. Ayo kita ngobrol santai tentang ini!
Bagaimana Perubahan Visa H-1B Mempengaruhi Rencana Karir?

Dulu, rasanya semua sudah tertata rapi. Mau sekolah di mana, ambil jurusan apa, lalu karier seperti apa yang akan dijalani. Terutama buat teman-teman kita yang bercita-cita bekerja di luar negeri dengan keahlian khusus, visa H-1B ini seolah menjadi ‘tiket emas’. Tapi, ada berita yang menyebutkan biaya visa ini naik tajam! Bayangkan, seperti kita mau pesan tiket pesawat untuk liburan impian, tiba-tiba harganya melonjak drastis. Pasti kita langsung berpikir ulang, kan? ‘Apakah ini masih sepadan?’, ‘Ada alternatif lain nggak ya?’
Perubahan ini bukan sekadar angka di atas kertas, tapi memengaruhi langsung mimpi dan rencana banyak orang. Ada yang tadinya mantap ambil jurusan tertentu, kini jadi ragu. Ada yang sudah membayangkan bekerja di perusahaan idaman, kini harus mencari celah lain. Saya jadi teringat percakapan ringan dengan anak perempuan saya sore ini, saat dia dengan antusias bercerita tentang proyek membangun istana pasir di taman bermain dekat rumah. Dia begitu fokus, begitu bersemangat dengan ‘proyek’-nya. Nah, keputusan karir ini kan juga seperti proyek besar dalam hidup seseorang, perlu perencanaan matang dan kemauan untuk beradaptasi kalau ada ‘pasir’ yang tiba-tiba menghalangi.
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa dengan kenaikan biaya ini, pilihan studi dan karir mungkin akan lebih mengerucut ke bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika), karena bidang-bidang ini punya permintaan tinggi di pasar kerja global dan seringkali menjadi fokus utama program visa semacam ini. Ini menarik untuk direnungkan. Seolah-olah, peta peluang karir itu sedang digambar ulang, dan kita perlu membekali diri dengan ‘kompas’ yang tepat.
Di sisi lain, ada juga kabar bahwa perusahaan-perusahaan kini lebih berfokus pada ‘return on investment’ (ROI) dari setiap keputusan mereka, termasuk dalam mempekerjakan talenta dari luar negeri. Mereka harus benar-benar yakin bahwa investasi biaya dan waktu itu sepadan dengan kontribusi yang akan diberikan. Ini menunjukkan betapa pentingnya bukti nyata dan keahlian yang relevan di dunia kerja yang semakin kompetitif. Rasanya seperti merencanakan liburan keluarga — setiap destinasi memberikan pengalaman berharga dan tak terlupakan, sesuai waktu dan sumber daya yang dimiliki.
Bagaimana Mempersiapkan Anak untuk Masa Depan dengan AI?

Nah, ini yang paling membuat saya terenyuh sekaligus bersemangat. Bagaimana dengan anak-anak kita? Anak perempuan saya, di usianya yang masih penuh rasa ingin tahu, sering bertanya tentang ‘apa yang akan terjadi nanti’. Pertanyaan ini sederhana tapi mendalam. Jika dunia kerja saja bisa berubah secepat ini, bagaimana kita bisa mempersiapkan mereka?
Saya percaya, kunci utamanya adalah membekali mereka dengan kemampuan adaptasi dan keinginan untuk terus belajar seumur hidup. Berita tentang ‘upskilling’ dan penyesuaian kursus ini justru menjadi pengingat buat kita para orang tua. Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan pengetahuan yang kita punya sekarang. Kita perlu mendorong anak untuk terus bertanya, berani mencoba hal baru, dan tak pernah berhenti belajar.
Misalnya, di tengah maraknya perkembangan AI (Artificial Intelligence), banyak yang khawatir tentang pekerjaan di masa depan. Tapi coba kita lihat dari sisi lain! Bukankah AI ini bisa menjadi alat bantu yang luar biasa? Sama seperti saat kita menggunakan GPS untuk memandu perjalanan liburan agar lebih efisien, AI bisa membantu anak-anak kita belajar lebih efektif, mengeksplorasi ide-ide kreatif, bahkan menemukan solusi untuk masalah-masalah kompleks.
Mendengar tentang kursus-kursus yang mulai menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri dan persyaratan visa, saya berpikir, ini adalah kesempatan emas bagi kita. Kita bisa mulai memperkenalkan konsep-konsep seperti ini kepada anak-anak kita sejak dini, tentu saja dengan cara yang menyenangkan dan sesuai usia. Bukan tentang memaksa mereka jadi ahli, tapi tentang menumbuhkan rasa penasaran. Mungkin dari bermain dengan aplikasi yang menggunakan AI, atau menonton video edukatif yang menjelaskan cara kerja teknologi secara sederhana. Intinya, buat mereka melihat teknologi bukan sebagai sesuatu yang menakutkan, tapi sebagai ‘teman bermain’ yang cerdas!
Ingat ketika kita belajar naik sepeda? Awalnya pasti jatuh bangun, tapi dorongan kita untuk terus mencoba, dan akhirnya bisa melaju kencang, rasanya luar biasa, kan? Begitu pula dengan anak-anak dalam menghadapi dunia baru ini. Tugas kita adalah menjadi ‘pelatih’ yang selalu ada untuk memberi semangat, bukan untuk mendikte arah kayuhan mereka.
Apa Saja Peluang Baru di Tengah Perubahan Global?

Meskipun ada perubahan dan ketidakpastian, saya selalu berusaha melihat sisi positifnya. Perubahan ini justru membuka peluang-peluang baru yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Seperti yang disebutkan dalam berita, banyak perusahaan kini melirik negara-negara lain di Asia dan Eropa untuk mencari talenta, karena jalur imigrasi dan opsi kerja di sana lebih dapat diprediksi. Ini kabar baik! Ini berarti, ‘panggung’ untuk menunjukkan keahlian tidak hanya terbatas di satu tempat.
Bagi kita yang tinggal di sini, ini juga jadi pengingat untuk terus melihat potensi di sekitar kita. Komunitas tempat kita tinggal, sekolah anak, bahkan lingkungan terdekat, bisa menjadi ‘arena’ untuk belajar dan berkembang. Mungkin anak kita menemukan bakatnya di klub seni lokal, atau belajar memecahkan masalah dari teman-temannya di taman bermain. Semua pengalaman ini adalah ‘aset’ berharga yang membentuk karakter dan kemampuannya kelak.
Saya teringat lagi momen hangat saat makan malam keluarga minggu lalu. Kami mencoba resep baru yang memadukan cita rasa Korea dan Kanada, dan hasilnya juara! Kadang, perpaduan elemen yang berbeda justru menciptakan sesuatu yang istimewa. Begitu pula dalam pendidikan dan pengembangan karir. Kuncinya adalah tetap tenang, fokus pada tujuan utama (yaitu kebahagiaan dan kesuksesan anak), dan terus bergerak maju dengan keyakinan.
Kombinasi antara keahlian teknis yang kuat (seperti STEM) dengan kreativitas, kemampuan komunikasi, dan empati, akan menjadi bekal yang luar biasa bagi anak-anak kita di masa depan.
Jadi, ketika berita tentang perubahan kebijakan visa ini muncul, saya tidak melihatnya sebagai ancaman semata. Saya melihatnya sebagai sebuah ‘penyesuaian rute’. Sama seperti saat merencanakan perjalanan jauh, kadang ada jalan yang ditutup atau macet, tapi kita bisa mencari jalan memutar yang justru mungkin membawa kita pada pemandangan indah yang tak terduga. Dengan semangat yang membara dan hati yang penuh harapan, kita pasti bisa menavigasi setiap tantangan dan menemukan peluang baru bersama buah hati kita!
Sumber: Upskilling cos tailor courses as H-1B fee hike upends plans, The Economic Times, 2025/09/23 00:31:00
