
Wah, baru-baru ini saya membaca sebuah artikel yang bikin saya berpikir, nih! Ternyata, ada istilah baru yang muncul di dunia kerja, namanya ‘workslop’. Ini tentang konten yang dihasilkan AI di tempat kerja, yang sekilas terlihat bagus, tapi ternyata isinya kosong dan malah bikin repot! Mirip kayak kita di rumah ya, kalau ada sesuatu yang kelihatannya bagus tapi nggak berguna!
Apa Itu Workslop & Bagaimana Dampaknya?

Jadi begini, para peneliti dari Stanford dan BetterUp menemukan bahwa banyak pekerjaan yang dihasilkan AI itu ‘dangkal’. Maksudnya, tampilannya rapi tapi isinya nggak relevan dan nggak membantu. Bayangkan email teks sempurna tapi isinya nggak jelas. Inilah yang disebut workslop – konten AI yang kelihatan bagus tapi kosong. Perlu diwaspadai!
Ini disebut ‘workslop’: AI bikin kerjaan yang kelihatan bagus tapi tak bermakna. Bikin satu tugas butuh waktu dua jam ekstra untuk diperbaiki! Gila kan? AI yang seharusnya bikin produktif malah bikin kewalahan kalau nggak hati-hati.
Bagaimana Workslop Pengaruhi Harmoni Keluarga?

Sekarang mari lihat bagaimana workslop memengaruhi harmoni keluarga. Saya suka pakai AI untuk merencanakan liburan atau cari resep. Tapi kalau di kantor ‘workslop’ bikin stres, gimana di rumah? Apa efeknya sampai ke kita?
Orang tua pulang lelah dan kesal bawa ‘kecemasan’ kerjaan. Stres itu menular, kan? Kalau kita stres, energi positif di rumah berkurang. Si kecil jadi ngerasa ada jarak karena kita mumet. Belum lagi kalau kita terbiasa ‘jalan pintas’ AI tanpa periksa hasilnya, bisa nular ke pengasuhan.
Misalnya, AI bikinin cerita pengantar tidur. Kalau kita nggak tambahkan sentuhan pribadi dan nilai-nilai baik, apakah itu bermakna? Jangan sampai workslop merayap ke interaksi keluarga, bikin semua terlihat bagus tapi kosong.
Cara Seru Eksplor AI Bersama Anak?

Workslop memang menyeramkan, tapi lihat sisi positifnya! Masalahnya bukan AI-nya, tapi cara pakainya. Sama seperti mengenalkan eksplorasi AI pada si kecil. Kita dampingi, ajarkan cara pakai, dan pastikan yang mereka lakukan positif!
Di rumah, anak-anak kita adalah ‘digital native’. Mereka tumbuh bersama AI, jadi penting bekal kemampuan membedakan mana yang ‘berkilau tapi bukan emas’. Mulai dari hal kecil: saat pakai AI cari ide seni, ajak si kecil kembangkan. Tanya, ‘Bagian mana paling seru?’ atau ‘Bikin versi kita sendiri?’
Ini soal mengajarkan anak berpikir kritis dan kreatif bersama AI. Ajarkan bahwa AI alat bantu, bukan pengganti pikiran dan hati. Seperti jalan-jalan ke taman: perjalanan menyenangkan tapi momen kebersamaan yang berharga. Dalam pengasuhan digital, kita harus jadi ‘kapten’ setiap petualangan!
Tips Jitu Hindari Workslop di Keluarga?

Jadi, solusi untuk masalah workslop dalam manajemen keluarga? Pertama, jadi contoh baik! Di kantor, verifikasi hasil AI sebelum disebarkan. Tunjukkan kualitas dan integritas penting walau pakai teknologi. Kedua, bicara terbuka dengan anak. Jelaskan AI punya batasan. Ajarkan pakai akal sehat, hati nurani, dan kreativitas. Jangan terima semua hasil teknologi mentah-mentah.
Terakhir, kekuatan ‘sentuhan manusia’ dalam pengasuhan anak. Di tengah arus digital, momen hangat seperti pelukan, obrolan tanpa gadget, atau tertawa bersama jadi ‘anti-workslop’ terbaik.
AI bisa hasilkan konten, tapi kehangatan keluarga hanya bisa kita ciptakan dengan cinta.
Source: ‘Workslop’: AI-Generated Work Content Is Slowing Everything Down, Gizmodo, 2025/09/23
