
Pernahkah kita duduk bersama setelah anak-anak tertidur, membicarakan layar yang semakin sering menghiasi hari-hari mereka? Aplikasi AI untuk bantu pendidikan anak menjanjikan personalisasi, tapi di baliknya, ada kegelisahan kita sebagai orang tua: apakah ini benar-benar membantu belajar, atau hanya permainan berkedok pendidikan? Seperti banyak keluarga lain, kita pun bertanya-tanya tentang cara aman gunakan teknologi pendidikan untuk anak.
Antara Harapan dan Data yang Tersembunyi
Kadang kita lihat hasil belajar mereka dengan sedikit bingung—poin dan badge bertambah, tapi apa benar pemahamannya juga?
Tapi kita berdua tahu, kekhawatiran orang tua tentang privasi anak di aplikasi belajar itu nyata. Data apa saja yang sebenarnya dikumpulkan? Bagaimana privasi mereka terjaga?
Ini bukan sekadar pertanyaan teknis, tapi tentang kepercayaan kita sebagai orang tua yang menitipkan masa depan mereka pada teknologi.
Efektivitas atau Hanya Efisiensi Semu?
Lucu ya, kadang mereka lebih fasih menjelaskan cara dapat bonus point daripada konsep pelajaran yang seharusnya dikuasai. Sebagai orang tua, kita perlu waspadai konten yang mungkin kurang edukatif.
Menurut penelitian, butuh waktu lama banget untuk sedikit peningkatan nilai—sementara ngobrol langsung dengan guru atau belajar bareng di meja makan justru lebih berkesan lho! Seru banget ya!
Tips mendidik anak di era digital memang perlu bijak.
Bersama Menemukan Keseimbangan
Yang paling kita hargai adalah momen saat kita saling mengingatkan bahwa teknologi hanyalah alat. Kita sepakat untuk tidak terjebak euforia digital, tapi juga tidak menutup diri dari kemajuan.
Kita bicara tentang batasan waktu layar, memilih konten bermutu, dan yang paling penting: tetap hadir secara emosional. Tips gunakan teknologi digital aman dan sehat itu sederhana: dampingi dengan kesadaran penuh.
Seperti kata banyak ahli, seni bertanya dan mendampingi lebih penting daripada sekadar memberikan gadget.
Percakapan Kita yang Terus Berlanjut
Mungkin tidak ada jawaban pasti dalam hal ini, tapi yang pasti kita bersyukur bisa membicarakannya bersama. Setiap kali duduk berbagi kekhawatiran atau harapan tentang pendidikan anak, kita merasa tidak sendirian.
Teknologi akan terus berkembang, tapi nilai-nilai kemanusiaan, perhatian, dan kehadiran kita sebagai orang tualah yang akan selalu menjadi pondasi.
Tips agar anak menyukai pelajaran pun tak selalu butuh aplikasi canggih—kadang cukup dengan duduk bersama, bertanya, dan mendengarkan.
Yang paling mantap itu, momen kecil bareng mereka yang sebenarnya paling berkesan!
Source: The False Promise of Digital “Learning”, Diane Ravitch, 2025-09-30