Pernahkah duduk di penghujung hari, setelah semua lampu kamar anak-anak sudah padam, dan merenungkan betapa kita ingin mengubah begitu banyak hal sekaligus? Screen time yang mulai mengkhawatirkan, rutinitas makan yang berantakan, atau cara berkomunikasi di tengah kesibukan. Kita ingin sempurna, ingin perubahan instan—padahal yang kita butuhkan mungkin justru langkah-langkah kecil yang konsisten. Setiap hari adalah kesempatan untuk belajar bersama sebagai keluarga, dan mungkin kita bisa mulai dengan satu kebiasaan kecil dulu?
Filosofi ‘Coba Dulu, Sempurnakan Kemudian’ dalam Keluarga
Aku ingat pagi itu, ketika kita mencoba menerapkan tiga aturan baru sekaligus—tidak ada gadget di meja makan, jam tidur yang ketat, dan membaca bersama sebelum tidur. Semua berantakan dalam dua hari. Kita terlalu ingin sempurna, seperti ingin langsung menjadi ahli dalam satu malam.
Tapi lihatlah bagaimana kehidupan keluarga seharusnya berjalan: bukan dengan perubahan drastis, tapi dengan penyesuaian bertahap. Daripada mengubah semua sekaligus, bagaimana kalau kita mulai dengan satu kebiasaan kecil dulu? Mungkin hanya lima menit membaca bersama sebelum tidur, atau satu hari tanpa gadget saat makan malam.
Setiap anak memiliki kebutuhan afeksi dan perhatian yang berbeda, dan pendekatan bertahap ini memungkinkan kita memahami mereka lebih dalam.
Dan ya, kadang ‘eksperimen’ kita berakhir dengan kekacauan—seperti waktu kita mencoba membuat jadwal baru dan malah lupa menjemput si kecil dari les. Tapi justru di situlah kita belajar, bukan?
Membangun Kedekatan dengan Langkah-Langkah Kecil
Sulit meminta anak bercerita mengenai harinya? Ya, itu biasa terjadi. Tapi coba kita mulai dengan kebiasaan kecil—mungkin saat makan malam, kita bisa bertanya tentang satu hal menyenangkan yang terjadi hari ini. Tidak perlu langsung panjang lebar, cukup satu cerita kecil.
Anak-anak merasa dihargai karena bisa memberikan kontribusi kepada keluarga. Ketika mereka mengungkapkan kesedihan, cobalah untuk memahami perasaannya. Tidak perlu langsung memberikan solusi, cukup dengarkan dengan penuh perhatian.
Tips agar anak mau bercerita tentang harinya? Mulailah dengan menjadi pendengar yang baik. Kadang mereka hanya butuh tahu bahwa kita ada untuk mereka, bahwa cerita mereka penting untuk kita.
Menghadapi Kekhawatiran dengan Pendekatan Bertahap
Kekhawatiran anak cemas di sekolah, bagaimana cara menghadapinya? Mulailah dengan percakapan kecil, tanyakan apa yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Tidak perlu langsung membahas semuanya sekaligus.
Sebagai orangtua, tentu kita ingin tahu apa yang dialami si kecil, tapi ingat—setiap anak memiliki cara berbeda dalam mengungkapkan perasaan. Ada yang langsung bercerita, ada yang butuh waktu.
Lama di rumah membuat anak kesepian, apa yang harus dilakukan orangtua? Ciptakan rutinitas kecil yang menyenangkan. Mungkin memasak bersama di akhir pekan, atau sekadar duduk di teras sambil minum teh bersama.
Setiap Hari Adalah Kesempatan Belajar Bersama
Di balik semua rutinitas dan kesibukan, yang paling penting tetap manusia—kita, anak-anak kita, hubungan kita. Pendekatan bertahap ini mengurangi tekanan—baik untuk kita maupun untuk mereka.
Kita tidak perlu merasa gagal jika suatu hari aturan terabaikan. Kita hanya perlu mencoba lagi besok, dengan pemahaman yang lebih baik. Setiap hari adalah kesempatan untuk belajar bersama sebagai keluarga.
Anak akan mengenal rasa empati dan peduli terhadap orang lain melalui contoh kecil yang kita berikan sehari-hari. Bagaimana cara membangun kedekatan dengan anak di tengah kesibukan? Mulailah dengan momen-momen kecil yang penuh makna.
Source: VA AI strategy says early use cases will inform adoption in new EHR, Nextgov, 2025-10-01