Kemitraan ini mungkin terdengar seperti cerita dunia bisnis, tapi ada pelajaran berharga: AI akan menyatu dalam kehidupan sehari-hari anak kita. Jangan khawatir berlebihan! Manfaatkan ini untuk melatih kreativitas dan rasa ingin tahu si kecil. Bayangkan saja mereka tumbuh dengan kemampuan berpikir kritis sambil bermain—bukankah itu fondasi terbaik?

Alih-alih membebani dengan kursus formal, ajak anak bermain eksplorasi konsep AI sederhana. Saat masak kimchi jjigae, kita bahas: ‘Bagaimana aplikasi resep tahu bahan yang tinggal di kulkas?’ Justru di momen berantakan masak begini, logika mereka terasah tanpa sadar – kayak pas si kecil mikir gimana nyari sendok yang hilang! Saya lihat sendiri, anak-anak yang main bebas malah lebih cepat adaptasi sama perubahan.

Pasti ada yang kepikiran: ‘Aman nggak sih buat si kecil?’ Gini caranya: jadi teman eksplorasinya sambil main, deh! Coba alat edukasi seperti Sesame Street Games yang ajarkan pemikiran kritis lewat permainan. Sama kayak pas bocah main di taman, kita awasi dari jauh… AI juga butuh ‘pagar virtual’ yang nggak bikin stress. Luangkan waktu berkualitas tanpa gawai—jalan kaki ke taman dekat rumah atau makan malam penuh cerita. Di momen kecil inilah kita menanam kekuatan terbesar mereka: kreativitas dan rasa aman.