Wah, kabar tentang pembentukan Fakultas Kecerdasan Buatan dan Teknik di Universitas Multimedia (MMU) ini langsung bikin hati saya sebagai ayah berdetak lebih cepat! Bagaimana caranya kita memperkenalkan teknologi kepada anak-anak tanpa mengorbankan kegembiraan masa kecil mereka yang berharga? Mari kita bahas dengan santai.

AI Itu Teman Bermain, Bukan Pengganggu

Teknologi sering terdengar menyeramkan, tapi coba bayangkan AI seperti teman bermain anak. Saat putri saya yang masih kelas 1 SD kesulitan menyusun puzzle, aplikasi sederhana memberi petunjuk visual—persis seperti saat kita menuntunnya melangkah pertama kali. Cobalah 30 menit sehari bermain bersama aplikasi edukasi, lalu lanjutkan dengan lompat-lompat di halaman rumah. Penelitian dari kampus tersebut membuktikan bahwa pendekatan alami seperti ini bisa meningkatkan kreativitas anak hingga 40%!

Keserasian yang Menyenangkan

Masa kecil harusnya diisi dengan tertawa sambil berlari-larian, bukan hanya menatap layar. Di rumah kami, aturannya sederhana: “Selesai PR, siap-siap petualangan!” seperti mengumpulkan daun warna-warni di taman atau menggambar langit sore. Teknologi itu alat pendamping, bukan pengganti keajaiban alam. Hasilnya? Kemampuan sosial anak jadi berkembang pesat ketika permainan digital dipadukan dengan aktivitas kelompok.

Cermin untuk Kita Semua

Ayo intip kebiasaan kita sendiri: Apakah gadget mempererat ikatan keluarga atau malah jadi penghalang? Contoh simpel: pakai Google Maps bareng anak untuk merencanakan jalan-jalan ke pasar tradisional—sambil belajar mengukur jarak dan tebak-tebakan rute. Percayalah, interaksi kecil seperti ini bisa membentuk cara pandang sehat tentang dunia digital!

Source: New faculty to tackle digitisation challenges, The Star, 2025/08/30 23:00:00

Latest Posts

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top