
Wah, baru saja saya membaca sebuah laporan menarik tentang bagaimana para pengembang di seluruh dunia memanfaatkan AI untuk pekerjaan mereka. Laporan DORA 2025 ini sungguh membuka mata! Ternyata, AI sudah bukan lagi hal baru di dunia kerja, tapi sudah jadi hal biasa dalam hidup sehari-hari mereka, bahkan hampir 90% pengembang menggunakannya! Ini membuat saya berpikir, kalau AI bisa begitu hebat mengubah cara kerja para profesional, bagaimana dengan anak-anak kita? Bagaimana kita bisa menggunakan kekuatan luar biasa ini untuk membantu si kecil tumbuh dan berkembang, mempersiapkan mereka menghadapi dunia yang terus berubah? Siap-siap ya, kita akan menjelajahi ini dengan semangat membara!
Bagaimana AI Menjadi Partner Belajar yang Luar Biasa untuk Anak?

Laporan DORA itu kan bicara soal bagaimana AI membantu pengembang jadi lebih produktif dan meningkatkan kualitas kode mereka. Nah, coba kita bayangkan ini di rumah.
Anak saya, di usia yang penuh rasa ingin tahu dan selalu bertanya ‘kenapa?’, bisa banget merasakan manfaatnya! Bayangkan saja, bukan lagi hanya menonton kartun di tablet, tapi dia bisa berinteraksi dengan aplikasi AI yang mendongeng cerita interaktif, atau membantunya membuat gambar digital pertamanya.
Ini bukan tentang mengganti peran kita sebagai orang tua, sama sekali bukan! Ini tentang memberikan mereka ‘asisten cerdas’ yang bisa menemani eksplorasi mereka. Laporan itu bilang 80% pengembang merasakan peningkatan efisiensi, nah, kita juga bisa merasakan peningkatan ‘efisiensi’ dalam memicu rasa ingin tahu anak, bukan?
Kita bisa menggunakan AI untuk menemukan ide-ide aktivitas yang edukatif, yang mungkin belum pernah terpikir oleh kita sebelumnya. Betapa serunya itu!
Bagaimana AI Mengembangkan Kreativitas Tanpa Batas Anak?

Salah satu hal yang membuat saya takjub dari laporan itu adalah bagaimana AI meningkatkan kualitas kode. Ini seperti seorang seniman yang mendapatkan kuas baru yang lebih canggih.
Bagi anak-anak kita, AI bisa menjadi kanvas imajinasi yang tak terbatas! Dulu, kalau mau membuat sesuatu yang ‘keren’, mungkin kita harus punya banyak bahan atau alat khusus. Sekarang? Dengan AI, anak-anak bisa menciptakan musik mereka sendiri, membuat cerita animasi pendek, atau bahkan merancang ‘kota impian’ mereka dalam bentuk digital, hanya dengan kata-kata atau ide sederhana.
Ingat kan, dulu kita suka bingung mau ngajak anak main apa biar kreatif? Sekarang, kita bisa cari ide dari AI, atau bahkan mencoba alat-alat AI yang bisa mengubah gambar sederhana menjadi mahakarya. Ini luar biasa!
Laporan itu juga menyebutkan adanya peningkatan kepuasan kerja di antara pengembang yang menggunakan AI. Bahkan, si kecil pasti bakal senang banget saat bisa bikin sesuatu dengan AI, dan percaya dirinya akan bertambah!
Bagaimana Mengajarkan Literasi Digital dengan Pendekatan Empati?

Nah, ada satu poin menarik lagi dari laporan DORA: meskipun AI banyak digunakan, tingkat kepercayaan pengembang terhadap output AI masih bervariasi. Ada yang sangat percaya, ada juga yang masih ragu-ragu.
Ini persis seperti yang kita hadapi sehari-hari sebagai orang tua saat anak mulai terpapar teknologi. Bagaimana kita mengajarkan mereka untuk kritis terhadap informasi, dan kapan harus percaya pada AI, dan kapan harus mengandalkan pemikiran mereka sendiri?
Kuncinya ada di ‘DORA AI Capabilities Model’ yang disebutkan dalam laporan. Model ini menekankan pentingnya kemampuan teknis dan budaya. Bagi kita, orang tua, ini berarti kita harus menjadi ‘navigator’ yang baik.
Kita perlu menemani mereka saat mereka berinteraksi dengan AI. Ajarkan mereka untuk tidak telan mentah-mentah apa yang diberikan AI. Ajak mereka bertanya, membandingkan, dan memverifikasi.
Ini seperti kita mengajarkan mereka cara menyeberang jalan dengan aman; kita dampingi, kita jelaskan aturannya, tapi pada akhirnya mereka yang harus berani melangkah. Ini tentang membangun ‘literasi digital’ yang kuat, penuh dengan empati dan pemahaman.
AI sebagai Co-Pilot dalam Pengasuhan Anak: Mungkinkah?

Dalam laporan DORA, AI sudah menjadi alat wajib yang hampir selalu digunakan pengembang. Saya melihat ini sebagai kesempatan emas bagi kita untuk menjadikan AI sebagai ‘co-pilot’ dalam perjalanan pengasuhan anak kita!
Bayangkan, kita bisa menggunakan AI untuk merencanakan liburan keluarga yang lebih menyenangkan, mencari ide resep masakan sehat yang disukai seluruh anggota keluarga, atau bahkan mendapatkan saran kreatif untuk mengatasi tantangan belajar si kecil.
Laporan itu menyebutkan bahwa AI memperkuat produktivitas. Di rumah, ini bisa berarti kita punya lebih banyak waktu berkualitas bersama anak, karena beberapa ‘tugas’ perencanaan atau pencarian informasi bisa dibantu AI.
Ini bukan tentang membuat kita malas, tapi justru membuat kita lebih efisien, sehingga kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang paling penting: memberikan cinta, perhatian, dan bimbingan yang tulus. Percayalah, dengan pendekatan yang tepat, AI bisa jadi teman setia kita dalam menciptakan momen-momen indah bersama keluarga.
Bagaimana Membangun AI Literacy untuk Masa Depan Anak?
Laporan DORA 2025 ini adalah bukti nyata betapa AI akan terus membentuk masa depan pekerjaan dan kehidupan. Daripada merasa khawatir, mari kita sambut ini dengan optimisme yang membara!
Membekali anak-anak kita dengan pemahaman tentang AI, bukan berarti menjadikan mereka programmer cilik. Ini lebih kepada membangun ‘AI literacy’ – kemampuan untuk memahami, menggunakan, dan berinteraksi dengan teknologi AI secara efektif dan etis.
Ini adalah keterampilan fundamental untuk masa depan mereka, sama pentingnya seperti membaca dan menulis. Bagaimana caranya? Mulai dari hal-hal kecil.
Ajak mereka bermain dengan aplikasi edukatif berbasis AI, diskusikan berita tentang AI dengan cara yang mudah dipahami, atau bahkan coba jelajahi cara kerja AI dengan analogi yang menyenangkan, seperti bagaimana kita memilih rute terbaik saat merencanakan perjalanan.
Dengan semangat yang positif dan penuh kasih, kita bisa membantu mereka bertumbuh menjadi individu yang cerdas, kritis, dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan penuh percaya diri dan kebahagiaan!
Sumber: Laporan DORA 2025 Google Cloud, 23 September 2025
