Intro
Ada saatnya anak tiba-tiba bertanya, “Nanti kalau robot bisa ngapa-ngapain, aku jadi ngapain?” Rasanya galau campur bangga dengar pertanyaan itu ya. Mau langsung jawab soal macam-macam pekerjaan AI? Eits, tunggu dulu. Yuk kita mulai dari yang lebih dekat: hari ini, sekarang, di dapur rumah kita.
Menghadapi Arus Perubahan yang Tak Terelakkan
Coba perhatikan proses rekrutmen sekarang: dulu HRD bolak-balik amplop cokelat, sekarang algoritma yang nge-sort CV dalam hitungan detik. Tapi ini bukan tentang manusia versus mesin. Ini soal bagaimana kita beradaptasi dengan tren baru.
Bukankah terkadang kita sendiri berharap ada asisten virtual yang mengingatkan jadwal rapat yang sering terlupa?
Mengasah “Kekuatan Super” yang Tak Tergantikan
Kreativitas main LEGO bareng teman, empati saat berbagi mainan—itu semua adalah kemampuan manusiawi yang tak bisa direplikasi mesin. Pernah mencoba mainan coding sederhana bersama anak? Yang penting bukan teknologinya, tapi semangat petualangan belajarnya.
Yang paling berharga tetap ada di dalam diri mereka sendiri.
Di rumah, kami nyebutnya “super-powers”—eh, seperti nonton Running Man, tapi versi keluarga.
Kolaborasi Manusia dan Teknologi ala Duo Superhero
Bayangkan duo pahlawan super yang saling melengkapi. Kita punya kehangatan emosi, mesin punya kecepatan perhitungan. Meskipun pakai translator online untuk ngobrol dengan teman luar negeri, yang bikin pertemanan berarti tetap cerita dari hati ke hati.
Persis seperti roti yang dibakar pakai resep internet tapi baru terasa spesial saat dinikmati bareng keluarga… Teknologi jadi keren kalau dipadukan dengan cinta!
Jadi, setiap kali si kecil lagi galau robot, ingatkan: dia punya kuir unik yang tak bisa di-photocopy. Robot ada untuk jadi side-kick, bukan jadi bos. Deal?
Source: AI’s replacement of humans in HR is emblematic of what could happen across the workplace, Irish Times, 2025/09/11