Pernah nggak sih, melihat anak asyik berinteraksi dengan aplikasi AI, lalu tiba-tiba muncul pertanyaan di kepala: ‘Aman nggak ya data mereka di sini?’ Atau mungkin khawatir mereka jadi bergantung pada jawaban instan? Sebagai orang tua yang juga belajar bersama, kita punya kekhawatiran yang sama—tapi juga punya kesempatan untuk menjadikan teknologi ini sebagai teman belajar, bukan ancaman.
Kekhawatiran yang Wajar: Data Pribadi dan Konten yang Tak Pantas
Kita semua pasti pernah deg-degan melihat anak memasukkan informasi pribadi ke aplikasi yang belum kita kenal betul. Kekhawatiran terbesar memang soal keamanan data—siapa yang mengumpulkan, disimpan di mana, dan digunakan untuk apa.
Belum lagi risiko mereka menemukan konten yang tidak pantas. Tapi di sini justru peran kita sebagai orang tua menjadi kunci. Dengan memilih aplikasi yang transparan dengan kebijakan privasinya, dan selalu mendampingi saat mereka online, kita bisa mengurangi risiko tersebut.
AI untuk Belajar, Bukan Sekadar Nyontek Jawaban
Seru banget lihat anak-anak explore ide kreatif pake AI, tapi kadang kita khawatir mereka jadi malas berpikir sendiri. Sebenarnya, teknologi ini bisa jadi alat yang luar biasa kalau kita arahkan dengan benar.
Misalnya, gunakan AI untuk menghasilkan ide proyek sains atau seni, tapi biarkan anak yang eksekusi dengan tangan mereka sendiri. Jadi, AI bukan pengganti proses belajar, tapi pemantik kreativitas yang tetap membuat mereka aktif dan penasaran.
Komunikasi Terbuka: Kunci Menghadapi Era Digital
Yang paling penting justru bukan melarang, tapi mengajak anak bicara terbuka tentang apa yang mereka lakukan online. Tanyakan aplikasi apa yang mereka suka, apa yang menarik dari sana, dan apakah pernah merasa tidak nyaman.
Dengan begitu, kita bukan cuma jadi pengawas, tapi partner yang mereka percaya.
Anak akan lebih mudah datang kepada kita jika menemui sesuatu yang mencurigakan, karena mereka tahu kita akan mendengarkan tanpa langsung menghakimi.
Menciptakan Batasan yang Sehat: Gadget dan Wualitas Keluarga
Teknologi harus jadi alat untuk memperkaya hubungan keluarga, bukan pengganti kehangatan. Jadi, selain memilih aplikasi AI yang aman untuk anak, kita juga perlu menetapkan batasan waktu penggunaan.
Pastikan masih ada momen untuk pelukan, obrolan tanpa gangguan, atau sekadar duduk bersama menikmati sunset. Karena sehebat apapun AI, cahaya di mata anak ketika mereka berhasil menciptakan sesuatu dengan bimbingan kita—itulah yang tidak bisa digantikan oleh teknologi mana pun.
Source: Marketing Executives From JPMorganChase, Snowflake, e.l.f. Beauty, PepsiCo and NFL to Speak at Variety Future of Brand Summit, Variety, 2025/09/29