
Tahukah bapak-bapak di rumah, pernah ngeliat pasangan berdiri lama di depan mesin cuci sambil memegang baju kecil yang terkena ompol? Tangan kanannya memegang deterjen, tangan kirinya mengusap pelipis.
Lalu tiba-tiba dia mencuci seperti biasa.
Kok aku baru sadar?
Bukan tentang membantu dengan bertanya, melainkan tentang mengetahui kapan harus memasukkan baju ke pengering tanpa diminta. Inilah pelajaran dari seorang ayah yang belajar membaca awan sebelum hujan.
Bahasa Bukan Kata-kata: Mengartikan Diam yang Berisik
Perhatikan mata mereka saat jam 2 pagi.
Setelah 3 kali bangun ganti popok, yang tersisa bukan cuma mata panda. Ada gelombang lelah yang sunyi di sana. Di sinilah ajaibnya: kadang segelas air hangat di samping tempat tidur lebih bermakna dari 10 kalimat “Istirahatlah”.
Pernah suatu malam aku tiba-tiba ambil alih gendong bayi yang rewel, tanpa menunggu dia menjerit minta tolong. Bukan karena bisa menenangkan si kecil lebih baik, tapi karena bisa melihat genggaman tangannya yang mulai gemetar.
Bukan Membantu, Tapi Menjadi Rekan Seberat
Ada beda tipis antara “Aku bantu jagain anak, deh” dengan “Aku mau mandiin si kecil malam ini”.
Yang pertama seperti sukarela, yang kedua adalah aksi. Pernah nggak, langsung ambil spons saat dia pusing lihat meja makan berantakan habis makan malam? Bukan karena harus, tapi karena sadar bahwa bersih-bersih adalah ritual bersama.
Ini bukan tentang pembagian tugas, tapi pembangunan benteng kebersamaan dari kepingan-kepingan kecil sehari-hari.
Menjadi Penyimpan Rahasia Rasa Bersalahnya
Tahukah bapak-bapak di rumah, pernah dengar dia berbisik minta maaf ke bayi yang baru saja dimarahinya?
“Tadi siang itu… aku lihat kamu sedang berperang besar ya?”
Cukup untuk membuat bahunya yang kaku tiba-tiba lunglai. Terkadang, pengakuan atas pergulatan batinnya lebih penting dari solusi.
Merayakan Kekacauan Bersama-sama
Tahukah bapak-bapak di rumah, pernah memutuskan untuk tidak merapikan mainan yang berserakan dan malah ikut duduk di lantai?
Menjadi ayah itu juga belajar melihat keindahan dalam kekacauan seperti yang dia lakukan. Seperti waktu bubur berceceran di lantai, dan alih-alih buru-buru membersihkan, aku melihatnya mengambil jidat si kecil yang penuh bubur untuk dicium.
Kadang letupan tawa di tengah bencana kecil justru yang menyelamatkan hari.
Bukan tentang menghindari kekacauan, tapi menemukan cara berenang di dalamnya bersama-sama.
Source: McKinsey Breaks Down 13 Tech Trends For The Year Ahead, Forbes, 2025/09/12