
Aku masih ingat sore itu, saat kau duduk bersila di lantai menemani si kecil yang tak henti bertanya ‘kenapa’. Matanya berbinar penuh rasa ingin tahu, tangan mungilnya memegang mainan yang baru saja dia bongkar. Dan kau, dengan kesabaran yang selalu membuatku kagum, menjawab setiap pertanyaannya dengan lembut—bahkan ketika kau sendiri belum tahu jawabannya. Dalam momen sederhana itu, aku tersadar: kita bukan hanya mengajarkan mereka tentang dunia, tapi kita pun belajar bersama tentang arti menjadi orang tua di era yang terus berubah ini.
Kekuatan ‘Masih Belajar’ yang Kita Bagikan
Ada sesuatu yang sangat menghangatkan hati dalam kerendahan hati untuk mengakui bahwa kita masih belajar. Aku ingat pagi itu ketika kau mencoba resep baru untuk sarapan—telur yang seharusnya jadi orak-arik malah berakhir seperti bubur.
Tapi yang kulihat bukan kegagalan, tapi senyummu yang cerah saat berkata, ‘Yah, besok kita coba lagi ya.’
Dalam momen-momen kecil seperti itu, kita mengajarkan sesuatu yang lebih berharga daripada resep sempurna: bahwa proses belajar itu sendiri adalah petualangan. Bahwa tidak masalah jika kita belum tahu semua jawaban, yang penting kita mau terus mencoba bersama-sama.
Petualangan Belajar dalam Ritual Harian
Dan ya, aku tersenyum setiap ingat ‘eksperimen sains’ kita minggu lalu—mencoba membuat gunung berapi dari soda kue dan cuka. Dapur kita berantakan, tapi tawa anak-anak dan cahaya di matamu saat melihat mereka terpesona—itu tak ternilai harganya.
Dalam kesibukan kita sebagai orang tua bekerja, kadang kita lupa bahwa petualangan belajar terbaik justru ada dalam rutinitas sehari-hari. Saat kita memasak bersama, memperbaiki mainan yang rusak, atau bahkan sekadar menjawab pertanyaan ‘kenapa langit berwarna biru’ dengan jujur—’Ibu juga sedang belajar tentang itu, nak.’
rumah bukan tempat untuk sempurna, tapi tempat untuk bertumbuh bersama
Rumah sebagai Tempat Aman untuk Bertumbuh
Yang paling kukagumi darimu adalah bagaimana kau menciptakan ruang dimana setiap anggota keluarga merasa aman untuk mencoba, gagal, dan mencoba lagi. Kau yang mengajarkanku bahwa rumah bukan tempat untuk sempurna, tapi tempat untuk bertumbuh bersama.
Aku lihat caramu merayakan setiap usaha kecil—gambar yang ‘tidak sempurna’, cerita yang belum rapi, percobaan yang belum berhasil. Kau mengingatkanku bahwa dalam dunia yang sering menuntut kesempurnaan, keluarga kita adalah tempat dimana proses lebih penting daripada hasil akhir.
Memulai dari Sini, Bersama-sama
Malam ini, sementara anak-anak tidur dengan tenang, aku ingin berterima kasih. Terima kasih karena telah mengajarkanku bahwa menjadi orang tua bukan tentang memiliki semua jawaban, tapi tentang berani terus bertanya dan belajar bersama.
Besok, seperti hari-hari lainnya, akan ada lagi pertanyaan-pertanyaan kecil, percobaan-percobaan sederhana, dan momen-momen belajar yang mungkin tak terduga. Dan seperti selalu, kita akan menghadapinya bersama—dengan tangan terbuka, hati yang penuh rasa ingin tahu, dan keyakinan bahwa yang terpenting bukanlah seberapa jauh kita telah pergi, tapi bahwa kita terus berjalan dan tumbuh bersama.
Source: Humans of Digital – George Leith on Lifelong Learning and Growth, IAB Canada, 2025-09-29