BIAS Sabtu: Ajak Anak Bertanya ke Orang Tua, Bukan ke AI

Sebagai orang tua di era digital, pernahkah kita merasa bimbang antara manfaat AI untuk belajar anak dan kekhawatiran akan ketergantungan berlebihan? Kayak nyetir di jalan berlubang, bisanya oleng. Rasanya perlu strategi khusus biar teknologinya jadi pendamping, bukan joki andalan.

Ngobrol Santai Tentang Batasan AI

Nah, ketika anak mulai asyik bertanya ke AI untuk semua PR sekolah, mungkin kita bisa mulai percakapan simpel: “Kalau semua dijawab mesin, seru nggak sih rasanya berusaha sendiri?”

Kadang mereka perlu diingatkan bahwa coba-coba yang salah itu malah bikin otak makin tajam, lho! Saya aja masih sering salah hitung pas beli krupuk di warung, apalagi mereka. Main tebak-tebakan logika di meja makan sambil ngemil bisa jadi alternatif seru, loh!

Membangun Pemahaman Bukan Sekadar Jawaban

Ada riset sederhana yang bisa dicoba bareng si kecil: minta AI menjelaskan konsep matematika, lalu tantang anak untuk mengajarkannya kembali pakai bahasa mereka sendiri kepada kita.Di sini keajaiban terjadi—kita justru melihat mana bagian yang belum benar-benar mereka pahami.

Serunya, sambil jalan-jalan di supermarket pun bisa jadi lab mini: “Kalau beli 6 apel harga Rp25.000, kira-kira satu apel berapa ya?”

Kembali ke Sumber Kreativitas Dasar

Tahukah bahwa permainan tradisional seperti congklak sebenarnya melatih logika matematika tingkat tinggi? Atau kegiatan menggambar bebas di kertas kosong jauh lebih menantang kreativitas daripada sekadar mengikuti tutorial AI.

Yang menarik, ketika anak bercerita tentang ide mereka sebelum bertanya ke mesin, kita justru menemukan pemikiran orisinal yang seringkali lebih cemerlang daripada jawaban algoritma.

Jadi, biarkan imajinasi mereka menari dulu sebelum sentuh tombol.”

Menjadi Teman Diskusi yang Asyik

Pernah merasa sedih saat anak lebih memilih bertanya ke AI? Mungkin kita perlu introspeksi: apakah respons kita sering terburu-buru atau terkesan menghakimi?

Membiasakan diskusi terbuka tanpa judgment, bahkan untuk pertanyaan yang terdengar ‘konyol’, bisa membangun kepercayaan bahwa orang tua tetap menjadi sumber utama berbagi cerita.

Teknologi boleh canggih, tapi pelukan hangat dan tatapan penuh perhatian tetap tak tergantikan. Jadi minggu depan, kalau si kecil lagi pengen nanya ke AI, coba ajak duduk di teras sambil hisep es teh. Mana tahu, dari obrolan itu muncul ide bikin kapal mainan dari botol bekas—tanpa bantuan robot pun bisa!

Sumber: Training Disruptor LearnExperts Takes Aim At Exam Generation, eLearning Industry, 2025/09/11 07:00:57

Latest Posts

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top