
Ada momen ketika anak mulai lebih fasih memainkan aplikasi ketimbang mengikat tali sepatu. Rasa bangga bercampur gelisah itu datang—seperti melihat mereka belajar berjalan di tepi jurang. Tapi bukankah dulu kita juga belajar menggunakan pisau dapur dengan hati-hati? Kuncinya bukan melarang, tapi menemani sambil menjaga keseimbangan, persis yang kami coba lakukan tiap hari.
Dialog Digital Pertama: Bukan Larangan, Tapi Percakapan
Perhatikan saat anak tergoda klik iklan berwarna-warni. Itulah momennya kita duduk sebentar di samping mereka, bertanya pelan: “Kira-kira, kalau tombol ini dipencet apa yang terjadi?”
Cara kita menyikapi rasa penasaran mereka menentukan apakah internet bakal jadi tempat seram atau justru tempat belajar. Alih-alih langsung menutup layar, coba mulai dengan: “Ayah dulu juga penasaran, tapi ternyata…” Perlahan, mereka belajar bahwa setiap klik punya konsekuensi—layaknya memilih mainan di toko.
Ritme Screen Time yang Nggak Kaku
Batasan waktu memang perlu, tapi anak bukan mesin timer. Ada hari mereka butuh ekstra menit untuk menyelesaikan puzzle digital, ada pula saat 30 menit sudah cukup.
Bersama istri, kami sepakat pakai “perjanjian fleksibel”: setelah main tablet, langsung lari ke taman; kalau sudah baca ebook 15 menit, boleh minta bonus waktu. Kuncinya: anak merasa punya kendali, bukan sekadar diatur. Keberhasilan kecil saat ia menepati janji justru membuat kita tersenyum.
Melindungi dengan Lembut, Bukan Mengurung
Mengaktifkan parental control itu seperti memasang pagar—penting, tapi bukan akhir cerita. Pernah memperhatikan betapa anak justru makin penasaran kalau dilarang keras?
Daripada sekadar memblokir, jelaskan dengan analogi: “Kalau di dunia nyata kita nggak mau foto keluarga dipajang sembarangan, di dunia online juga gitu lho…” Perlahan mereka paham privasi itu “Privasi itu kaya kamarnya sendiri—ada yang boleh teman lihat, ada yang cuma buat keluarga”.
Privasi bukan tembok isolasi, melainkan undangan untuk saling percaya.
Ketika Teknologi Malah Jadi Perekat
Siapa bilang gadget pasti menjauhkan? Sabtu sore kami jadikan waktu “bedah aplikasi bersama”. Anak mengajari pakai filter lucu, kami tunjukkan fitur tersembunyi yang belum ia tahu.
Tertawa saat kocok-kocokan filter, berdebat mana game edukasi yang lebih asik—teknologi jadi jembatan, bukan tembok. Justru lewat layar itu kami saling melihat sisi kreatif. Eh, malah sering muncul ide aktivitas offline baru!
Sumber: Computer chip performance optimization startup ProteanTecs raises $51M, SiliconANGLE, 2025-09-11