Berita Teknologi AI Bersama Ayah

Pernah nggak sih, duduk berdua setelah anak-anak tertidur, membicarakan betapa cepatnya teknologi berkembang? RAM pakai tiga kipas, sampai kita cuma bisa geleng-geleng. ‘Demi apa sih sampai segitunya?’ Dan di situlah tersadar—dibalik semua kecanggihan ini, ada pelajaran berharga buat kita sebagai keluarga. Tentang bagaimana tetap ‘dingin’ di tengah kesibukan yang memanas. Bukan Cuma Soal Kecepatan, Tapi […]

Masih ingat malam itu? Setelah anak-anak akhirnya tertidur lelap, kita duduk di sofa sama-sama lelah tapi masih memegang ponsel. Matamu yang biasanya bersinar sudah redup oleh layar yang terlalu lama menatap. ‘Kadang aku merasa kita sudah jarang benar-benar melihat dunia,’ bisikmu, suaramu penuh kerinduan yang kupahami. Malam itulah aku membaca tentang teknologi baru yang justru

Pernah nggak, habis hari yang penuh canda anak-anak plus kerjaan numpuk, terus duduk santai… lalu tiba-tiba mereka bertanya tentang sesuatu yang kita sendiri masih belajar? ‘Apa itu AI, Yah?’ atau ‘Kenapa teman sekolahku bilang robot bisa mengambil alih pekerjaan?’ Pertanyaan-pertanyaan sederhana itu sering membuat kita berpikir ulang tentang bagaimana teknologi sudah menjadi bagian dari percakapan

Pernah nggak sih, setelah acara keluarga selesai, kita melihat foto-foto yang diambil dan merasa seperti ada sesuatu yang kurang? Seperti ada bagian dari cerita yang belum tertangkap sepenuhnya. Seperti ketika si kecil tertawa lepas di sudut ruangan, atau cara nenek tersenyum dari kejauhan—detail-detail kecil yang sering terlewatkan tapi justru paling berharga. Teknologi yang Menyatukan, Bukan

Aku memperhatikannya kemarin, saat dia berdiri di dapur sambil menyiapkan sarapan. Matanya terlihat lelah, tapi tangannya terus bergerak dengan ritme yang sudah hafal. Di luar, dunia berisik dengan tuntutan dan deadline, tapi di dalam rumah kami, ada semacam ketenangan yang kami jaga bersama. Tidak selamanya masalah keluarga bisa diselesaikan secara kekeluargaan, kadang kita butuh cara-cara

Pernah nggak sih, merasakan deg-degan yang sama saat melihat anak asyik menjelajahi dunia maya? Masih ingat malam itu? Saat kita duduk bersama, kau menatap layar gadget anak-anak dengan penuh kewaspadaan. ‘Aku khawatir dengan keamanannya,’ bisikmu, suara yang penuh kehati-hatian yang sudah begitu familiar dalam perjalanan kita jadi orang tua. Di dunia dimana anak-anak tumbuh dengan

Pernah nggak sadar berapa jam terbuang cuma buat bandingin harga dan cari promo? Nggak kebayang kan? Gimana menurut kalian? Aku selalu kagum liat caramu yang teliti. Yang bikin aku salut, caramu catat harga terbaik untuk kebutuhan bulanan keluarga. Tapi yang lebih kuhargai adalah caramu tetap tersenyum meski lelah, bagaimana kau masih sempat mengecup kening anak-anak

Pernah nggak sih, duduk diam setelah anak-anak tidur dan bertanya-tanya… apakah kita sudah bijak dalam mendampingi mereka bermain gadget? Aku sering merenung tentang itu. Melihat mata mereka yang berbinar saat memegang tablet, tapi juga melihat kekhawatiran di matamu sebagai ibu. Teknologi itu kayak dua sisi mata uang, kan? Tapi yang kulihat darimu setiap hari adalah

Pernah ngerasain nggak, lagi sibuk kerja tapi tiba-tiba dapat pesan dari anak yang bikin hati hangat? Atau pas lagi meeting online, dapat notifikasi dari aplikasi keluarga yang mengingatkan ada jadwal makan malam bareng? Teknologi AI sekarang bukan cuma soal efisiensi, tapi juga tentang menjaga kehangatan dalam keluarga yang kadang terpisah oleh kesibukan. Quality Time yang

Pernah nggak sih, duduk di sofa setelah anak-anak tidur dan bertanya-tanya: dunia digital ini akan membawa mereka ke mana? Aku sering melihat matanya yang lelah tapi penuh perhatian saat mengawasi anak main gadget. Kekuatan seorang ibu yang ingin melindungi, tapi juga mempersiapkan. Hari ini, kita bicara tentang perjalanan kita bersama—tentang bagaimana teknologi bisa menjadi teman,