Terjun ke dunia AI dengan Berita AI Bersama Ayah! Di Appa-lytics, ayah berdarah Korea-Kanada ini mengupas tren dan terobosan AI terbaru dengan semangat yang menggelegar. Dengan tawa yang relatable, sudut pandang penuh empati tentang bagaimana AI menyatu dengan kehidupan keluarga, dan wawasan yang bikin semangat, kamu akan menemukan teknologi canggih yang memicu imajinasi anak perempuan saya yang berusia 7 tahun, plus trik praktis untuk menyisipkan AI dalam petualangan sehari-hari. Rubrik ini adalah temanmu untuk tetap terdepan dengan vibe parenting yang seru dan kuat!
Pagi-pagi, saya dan si kecil cuma butuh lima menit jalan kaki dari rumah ke sekolah—sempat ngobrol soal robot lucu yang dia temui di aplikasi belajar AI! Eh, pas masuk grup WhatsApp orang tua, ada broadcast soal laporan baru dari AI Workforce Consortium yang judulnya keren: ‘ICT in Motion: The Next Wave of AI Integration’. Ternyata […]
Malam yang sunyi, setelah anak-anak terlelap dan hiruk pikuk hari mereda. Sering kali, saat kita duduk berdua, saya melihat tatapan Anda menerawang, mungkin memikirkan bagaimana caranya agar anak-anak kita bisa terus berkreasi, menemukan cerita-cerita baru. Kadang ada kekhawatiran, ya, tentang dunia yang terus berubah ini, apalagi dengan kemajuan teknologi seperti AI. Saya tahu, Anda sering
Hai, teman! Setelah seharian panjang dengan segala hiruk pikuknya, terutama saat anak-anak akhirnya terlelap, momen seperti ini selalu terasa istimewa, ya. Kita bisa duduk berdua, membiarkan pikiran berkelana. Tadi siang, aku sempat baca berita tentang AI yang mulai merambah bidang hukum. Awalnya aku mikir, ‘Wah, ini rumit sekali, pasti cuma untuk para ahli.’ Tapi, semakin
Malam ini, setelah hiruk pikuk harian mereda, baru saja aku mendengar langkah kaki si kecil yang berlari ke kamar tidur sambil memegang buku cerita favoritnya. Di tengah kesunyian rumah, kita duduk di dipan kayu yang sudah usang ini, gelas teh panas beruap di antara kami. Tadi pagi aku membaca artikel tentang bagaimana AI mulai menjadi
Sebagai orang tua, ketakutan akan kehilangan pekerjaan dan ketidakpastian finansial sering menghantui. Tapi, hei, kita bisa menghadapinya! Dengan cara yang tepat, kita bisa mengubah kecemasan itu menjadi kekuatan positif. Mari kita bahas bersama bagaimana kita bisa menjaga keamanan finansial keluarga dan mengatasi ketakutan ini dengan semangat membara! Bagaimana Mengatasi Ketakutan Kehilangan Pekerjaan? Ketakutan kehilangan pekerjaan
Rumah sudah sepi. Hanya suara desiran AC dan kucing yang sesekali mengeong. Kamu duduk di sofa, memeluk bantal. Aku baru saja membaca artikel tentang perkembangan AI. Tiba-tiba saja, aku teringat obrolan kita di meja makan pagi ini, tentang pertanyaan anak-anak kita yang makin cerdas. \”Ayah, kok Google bisa tahu ya?\” Putra kecil kita bertanya pagi
Kita semua pernah merasa terperangkap dalam pekerjaan yang sama, bukan? Itu yang disebut job hugging. Mari kita bahas cara menghadapinya dengan semangat dan kreativitas! Apa Itu Job Hugging dan Dampaknya? Job hugging adalah fenomena di mana pekerja memilih untuk tetap di posisi kerja mereka saat ini daripada mencari peluang baru. Ini sering kali terjadi karena
Saat anak-anak akhirnya tertidur lelap di kamarnya, hanya ada suara indah dari kipas angin yang berputar pelan. Kita berdua duduk di meja dapur yang sudah dibersihkan, secangkir kopi hangat di tangan, layar ponsel menyala dengan berita tentang kecerdasan buatan yang kini mengubah segalanya—dari pekerjaan sampai cara kita mendidik anak. Di dunia yang begitu cepat berubah
Malam ini, saat rumah sudah senyap, dan hanya kita berdua yang tersisa dengan secangkir teh hangat, pikiranku melayang pada berita yang kubaca tadi pagi tentang kecerdasan buatan, atau AI. Bukan sekadar teknologi canggih di layar, tapi bagaimana AI ini bisa meresap ke dalam setiap sudut kehidupan kita, dari cara anak-anak belajar sampai bagaimana kamu, istriku,
Intro: Pagi yang Cerah di Pintu Sekolah Pagi ini saat mengantar putri saya yang berusia 7 tahun ke SD yang hanya 100 meter dari rumah, sebuah pikiran muncul. Mengasuh anak itu seperti merencanakan wisata keluarga, bukan? Setiap pagi kita menentukan tujuan (belajar, bermain, tumbuh) dan menyiapkan kebutuhan (rasa ingin tahu, empati, teknologi). Kali ini, saya
