
Pernah lihat anak main puzzle? Kadang mereka begitu semangat sampai kepingannya berantakan ke mana-mana. Nah, dunia teknologi sekarang lagi kayak gitu—GenAI lagi booming, tapi banyak tim IT kewalahan menghadapinya. Laporan ControlMonkey bilang 83% perusahaan mengharapkan beban kerja GenAI naik 50% dalam 1-2 tahun ke depan, tapi hampir setengah tim DevOps tidak punya kapasitas buat menanganinya. Bikin mikir, ya, dunia yang anak-anak kita tumbuh besar nanti akan seperti apa? Dengan tips praktis ini, kita bisa mulai membangun fondasi yang kuat.
Dunia yang Berubah Cepat: Adaptasi untuk Tumbuh Bersama Anak
Bayangin aja: dalam waktu dekat, AI bakal makin merasuk ke kehidupan sehari-hari. Dari rekomendasi film sampai asisten virtual yang bantu kerjakan tugas. Tapi di balik itu, ada tim IT yang kerja keras bangun dan jaga infrastrukturnya. Menurut survei ControlMonkey, banyak organisasi yang investasi besar-besaran di GenAI, tapi cuma 36% yang merasa siap support beban kerjanya. Itu seperti beli mainan baru yang canggih, tapi baterainya nggak cukup—seru sebentar, lalu mogok.
Nah, sebagai orang tua, ini mengingatkan kita: perubahan teknologi itu nggak bisa dihindari, tapi yang penting adalah bagaimana kita mempersiapkan anak-anak. Bukan cuma secara teknis, tapi juga mental dan kreativitasnya. Mereka harus belajar bukan hanya pakai teknologi, tapi juga paham cara kerjanya—dan lebih penting lagi, tetap punya empati, rasa ingin tahu, dan kemampuan memecahkan masalah dengan tetap menghargai kemanusiaan.
Membangun Fondasi Kuat untuk Masa Depan Dinamis
Jadi, gimana caranya? Pertama, kita bisa ajak anak eksplorasi teknologi dengan cara menyenangkan. Misalnya, pakai tools edukasi yang interaktif atau coba bikin cerita bersama AI—tapi selalu imbangi dengan aktivitas langsung, seperti main di luar, gambar, atau eksperimen sains sederhana. Kedua, ajari mereka tentang keseimbangan: teknologi itu alat, bukan pengganti interaksi manusia.
Yang menarik, laporan Unisys menunjukkan bahwa 78% bisnis berencana tingkatkan investasi GenAI, tapi banyak yang infrastrukturnya belum siap. Ini mencerminkan kehidupan kita: kadang kita terlalu excited memperkenalkan hal baru ke anak, tapi lupa bahwa fondasinya—seperti nilai-nilai, empati, dan berpikir kritis—harus dibangun dulu.
Anak-anak zaman sekarang mungkin akan kerja dengan AI setiap hari nantinya. Tapi yang membuat mereka unik adalah kemampuan berkolaborasi, berinovasi, dan beradaptasi—hal-hal yang nggak bisa sepenuhnya digantikan mesin.
Tips Simpel: Teknologi sebagai Teman Belajar Anak
Nggak perlu jadi ahli teknologi untuk mempersiapkan anak. Coba beberapa ide ini:
- Jadikan tech sebagai teman belajar: Gunakan aplikasi atau tools yang mendukung kreativitas, seperti bikin cerita atau musik bersama AI.
- Diskusi terbuka: Ajari anak tentang bagaimana AI bekerja, dan bahas dampaknya—misalnya, kenapa YouTube bisa rekomendasi video yang mereka suka?
- Prioritaskan waktu offline: Tetap luangkan waktu untuk aktivitas tanpa layar, seperti main board games, jalan-jalan di taman, atau masak bersama.
- Dorong rasa ingin tahu: Ajak anak bertanya dan eksplorasi jawabannya—kadang lewat internet, kadang lewat buku atau percobaan langsung.
Intinya, teknologi itu alat—manusialah yang memberi jiwa dan tujuan. Dengan fondasi yang kuat, anak-anak bisa tumbuh jadi generasi yang tidak hanya melek teknologi, tapi juga bijak dan tangguh.
Optimisme: Anak Bisa Membentuk Dunia AI
Perubahan teknologi mungkin terasa luar biasa cepat, tapi ingat: setiap era punya tantangannya sendiri. Dulu orang khawatir soal TV, lalu internet, sekarang AI. Tapi manusia selalu bisa beradaptasi dan tumbuh.
Yang penting, kita sebagai orang tua tetap fasilitasi anak dengan alat dan nilai-nilai yang tepat. Teknologi akan terus berkembang, tapi nilai-nilai seperti kebaikan, kreativitas, dan kebersamaan akan selalu relevan. Jadi, sambut masa depan dengan semangat—dan pastikan anak-anak kita siap bukan hanya untuk pakai teknologi, tapi juga membentuk dunianya.
Siapa tahu, suatu hari nanti mereka akan jadi bagian dari tim yang bikin AI lebih manusiawi dan bisa diakses untuk semua!
Source: GenAI Workloads to Surge 50%, Nearly Half of DevOps Teams Have No Bandwidth to Handle, Finds ControlMonkey’s ‘2025 Gen AI Readiness Report’, Globe Newswire, 2025/09/09 13:04:00