Generasi Z: Hidup Seimbang di Era AI

Generasi Z: Hidup Seimbang di Era AIilustrasi keluarga menikmati waktu bersama di luar ruangan

Saat cuaca cerah di lingkungan kami, anak saya berusia 7 tahun bermain sambil pakai tablet cari info serangga. Tanpa sadar dia secara alami menyeimbangkan teknologi dan kehidupan nyata – nilai yang dipegang Generasi Z menurut survei KPMG.

Hasil Survei KPMG tentang Generasi Z & AI?

grafik hasil survei KPMG tentang AI dan Gen Z

Ternyata, survei KPMG terhadap lebih dari 1.107 magang di Amerika Serikat mengungkap fakta menarik: setengah dari Generasi Z mengharapkan 20% pekerjaan mereka akan diotomatisasi oleh kecerdasan buatan ketika mereka memulai karir penuh. Namun, 92% merasa percaya diri bisa beradaptasi dengan kemajuan kecerdasan buatan di bidang mereka! Ini menunjukkan generasi ini tidak melihat kecerdasan buatan sebagai ancaman, melainkan sebagai alat yang bisa mereka kuasai.

Menariknya, 60% magang menganggap diri lebih eksperimental dengan alat kecerdasan buatan dibanding generasi sebelumnya, menggunakan kecerdasan buatan secara teratur (setidaknya sekali atau dua kali seminggu) dalam kehidupan sehari-hari mereka, baik untuk keperluan pribadi maupun profesional. Betapa luar biasa generasi ini dalam mengadopsi teknologi baru sambil tetap mempertahankan keseimbangan hidup!

Generasi Z Ingin AI dan Harmoni, Mungkinkah?

ilustrasi generasi muda mencari keseimbangan hidup dan teknologi

“Generasi Z ingin memiliki kue AI dan memakannya juga” – judik artikel Fortune ini sangat tepat! Menariknya, hampir setengah magang mengidentifikasi penghapusan jadwal kerja kaku 9-sampai-5 sebagai perubahan paling diinginkan. Keseimbangan kerja-kehidupan bahkan dinilai lebih penting daripada gaji saat memilih pekerjaan penuh waktu.

Bagaimana ini terkait dengan anak-anak kita? Seringkali kita sebagai orang tua terjebak dalam memberikan akses teknologi sambil khawatir anak kehilangan interaksi nyata. Generasi Z menunjukkan kepada kita bahwa keseimbangan itu mungkin! Mungkin kita bisa melihat contoh mereka untuk menemukan keseimbangan yang sehat bagi anak-anak kita yang sedang tumbuh.

Apa Bahaya Ketergantungan AI bagi Generasi Z?

ilustrasi risiko ketergantungan AI bagi anak muda

Meski antusias dengan AI, Generasi Z memiliki kekhawatiran yang sama dengan banyak orang tua: kecenderungan ketergantungan berlebihan. Mengutip survei KPMG, kekhawatiran utama mereka adalah tidak ingin menjadi terlalu bergantung pada kecerdasan buatan untuk berpikir atau menciptakan, diikuti oleh kekhawatiran tentang misinformasi atau bias.

Ini adalah pelajaran berharga bagi kita sebagai orang tua! Ketika anak menggunakan aplikasi pembelajaran kecerdasan buatan, penting memastikan mereka tetap berpikir kritis dan tidak mengandalkan jawaban instan. Generasi Z mengingatkan kita bahwa teknologi harus memperkaya, bukan menggantikan, pemikiran kritis kita.

Mengapa Mentor Lebih Penting dari Manajer?

ilustrasi mentor membimbing generasi muda

Salah satu penemuan paling menarik dari survei ini adalah keinginan Generasi Z akan mentor yang nyata – bukan hanya manajer. Mereka belajar melalui pengalaman dan observasi interaksi tatap muka, yang menunjukkan bahwa meski digital, mereka tetap menghargai hubungan manusia yang autentik.

Bagaimana kita menerapkan ini dalam pendidikan anak-anak kita? Mungkin dengan menyediakan lebih banyak kesempatan interaksi tatap muka, mencari mentor yang sesungguhnya bagi anak-anak kita, atau bahkan menjadi mentor yang lebih baik dengan memberikan contoh langsung bagaimana menggunakan teknologi secara bijak.

Bagaimana Siapkan Anak Hadapi Era AI?

anak belajar menggunakan teknologi dengan bijak

Setelah membaca survei ini, saya semakin yakin bahwa kunci sukses masa depan anak-anak kita adalah keseimbangan hidup. Seperti Generasi Z, mereka perlu belajar menggunakan AI sebagai alat, bukan sebagai pengganti pemikiran mereka. Mereka perlu mengembangkan keterampilan teknis spesifik untuk peran mereka di masa depan, sambil tetap menghargai keseimbangan kerja-kehidupan dan hubungan manusia yang autentik.

Bagaimana cara kita melakukannya? Mungkin dengan memperkenalkan alat AI secara bertahap, mengajarkan keterampilan pemikiran kritis sejak dini, dan memberi contoh hidup seimbang antara teknologi dan aktivitas nyata. Generasi Z telah menunjukkan jalan – sekarang tugas kita sebagai orang tua untuk mempersiapkan anak-anak kita mengikuti jejak mereka dengan bijak.

Saat anak bermain sambil menggunakan teknologi, kita bisa teringat Generasi Z yang menghadapi masa depan penuh kecerdasan buatan dengan percaya diri namun tetap mempertahankan keseimbangan hidup. Mereka menunjukkan kepada kita bahwa teknologi dan keseimbangan hidup bukanlah pilihan yang saling mengecualikan.

Sebagai orang tua, kita memiliki kesempatan luar biasa untuk mempersiapkan anak-anak kita untuk masa depan ini. Mari kita belajar dari Generasi Z – mereka tidak hanya menerima perubahan, tetapi mengelolanya dengan bijak. Mereka menunjukkan bahwa kita bisa memiliki kue AI dan memakannya juga – asalkan kita tetap mengingat bahwa kehidupan sejati terletak pada pengalaman nyata dan hubungan manusia yang autentik.

Bagaimana kita menciptakan ruang bagi anak untuk belajar sekaligus bermain?

Source: Gen Z wants to have their AI cake and eat it, too: KPMG intern survey reveals a generation that wants to have things both ways, Yahoo, 2025-08-20 13:43:24

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top