Mengapa 85% Proyek AI Gagal — dan 4 Cara untuk Masuk dalam 15% yang Sukses

\"Ayah

Pernah dengar 85% proyek AI gagal? Nah, saat aku dengar itu, hati langsung berdebar—teringat anakku yang baru 7 tahun. Seperti saat bermain, kesuksesan teknologi bukan hanya soal alat, tapi orang dan tujuan di belakangnya. Ayo cari tahu yang sebenarnya penting di situ.

Langkah Pertama: Fokus pada Kebutuhan yang Benar-Benar Ada

\"Anak

Saat anakku meminta mainan baru, ia tidak hanya berkata \”aku mau itu\”. Dia tunjukkan cara mainan membantunya membangun dunia atau cerita. Proyek AI sering melewatkan langkah ini: langsung ngoding tanpa tanya kebutuhan nyata.

Rahasianya dimulai dengan bertanya: \”Masalah apa yang ingin kita selesaikan bersama?\”

Kerja Tim Membuat Mimpi Menjadi Nyata: Libatkan Semua dalam Rencana

\"Keluarga

Perhatikan anakku bermain dengan teman-temannya membangun istana Lego. Mereka punya peran berbeda: pembangun, pemilih warna, juru cerita. Tim AI sukses ketika semua suara didengar—bukan hanya ahli tech, tapi orang yang pake langsung.

Kita bukan cuma pemakai, tapi bagian dari solusi.

Batas dengan Ruang Bernapas: Pengaman, Bukan Tembok

\"Anak

Seperti batas waktu layar, aturan dibuat untuk aman dan tetap bermain. AI perlu pengaman—bukan penghalang, tapi panduan seperti pagar di taman bermain yang memungkinkan kesenangan bebas.

Bayangin kalau batasan teknologi justru bikin kita lebih bebas main?

Belajar dan Tumbuh Bersama: Algoritma Keluarga Adaptif

\"Ayah

Anak perempuanku setiap hari mengajariku cara baru melihat dunia. AI bukan solusi sekali jadi—ini perjalanan belajar bersama. Kita bertransformasi, merefleksikan, dan terus tumbuh satu sama lain.

AI bukan sekadar teknologi, alat ini adalah jembatan untuk hubungan manusia yang lebih dalam.

Source: Mengapa 85% Proyek AI Gagal — dan 4 Cara untuk Masuk dalam 15% yang Sukses, Forbes, 2025/09/15 17:57:04Latest PostsSorry, layout does not exist.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top