Pekerjaan yang Tak Akan Pernah Dicuri Robot—dan Justru Makin Dibutuhkan!

Anak-anak tengah memasang panel surya mini di taman vertikal

Kita semua pernah merasakan kekhawatiran itu di pagi hari sebelum berangkat kerja—apakah suatu hari nanti robot akan mengambil alih pekerjaan kita? Tapi pernahkah terpikir, justru di era kecerdasan buatan ini muncul peluang baru yang lebih manusiawi? Mari kita bicara tentang pekerjaan yang tak hanya tahan banting, tapi juga memberi makna untuk generasi mendatang.

Dari Ketakutan menjadi Keingintahuan

Pernah merasa pekerjaan akan hilang karena robot? Coba ubah pertanyaannya: Bagaimana teknologi ini bisa menjadi mitra kerja yang baik?

Lihat saja sekeliling kita—tukang listrik yang tetap dicari mesin pintar sekalipun—karena sentuhan manusia tak bisa digantikan untuk memperbaiki kabel yang ruwet. Atau pedagang pasar tradisional yang tetap ramai meski ada e-commerce, sebab senyuman dan cerita mereka menghangatkan pagi.

Bukankah inti pekerjaan sebenarnya adalah nilai kemanusiaan yang kita bawa?

Dan lucunya, kadang kita malah lebih kesal saat chatbot tak memahami permintaan sederhana—“Eh, kok salah ketik lagi sih?”

Green Jobs: Pekerjaan yang Menghijaukan Masa Depan

Bayangkan merancang kota dengan taman vertikal di setiap sudut, atau mengajar anak-anak membuat energi dari sampah daun. Inilah green jobs—pekerjaan yang tak hanya memberi nafkah, tapi juga menyembuhkan bumi.

Generasi muda bisa mulai dari hal kecil: belajar instalasi panel surya, merancang bangunan hemat energi, bahkan menjadi “dokter tanaman” perkotaan. Rasanya seperti punya mesin waktu—kita bekerja hari ini untuk memastikan anak cucu tetap punya udara bersih besok.

Dan, serius deh, ada yang lebih kece daripada bilang, “Aku pekerja lingkungan” sambil memegang cangkul dan tablet sekaligus?

3 Langkah Sederhana Menjadi Pekerja Tangguh

Pertama, jadilah pembelajar yang gesit. Tak perlu ahli koding, cukup pahami cara kerja dasar AI—seperti tahu menggunakan obeng tanpa harus jadi insinyur.

Kedua, asah kepekaan sosial. Robot mungkin bisa menganalisis data, tapi tak bisa merasakan emosi klien yang gugup saat presentasi.

Ketiga, cari celah kreatif di pekerjaanmu. Sopir taksi konvensional bisa jadi pencerita lokal terbaik untuk turis—robot takkan pernah bisa menirukan kenangan masa kecilmu tentang gang sempit di kampung.

Ingat, mesin paling canggih pun masih kalah dengan senyuman tulus kita saat membantu orang lain.

Source: Partnering with generative AI in the finance function, Technology Review, 2025-09-11

Latest Posts

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top