Gimana Caranya Ibu Selalu Bisa Tetap Tenang Saat Anak Tantrum?

Tenangnya seorang ibu saat menghadapi anak tantrum

Saat Amukan Mengejutkan,
Diamnya Justru yang Menenangkan

Pernah ngerasain pengin menghilang saat anak mulai guling-guling di lantai mal? Atau jantung berdebar kencang pas teriakan histerisnya menggema di parkiran? Tapi coba perhatikan satu hal: di tengah badai itu, ada satu sosok yang diamnya justru jadi penyeimbang. Bagaimana ibu bisa menjaga ketenangan itu? Yuk kita renungi bersama.

Pelajaran Kesabaran dari yang Paling Ahli

Kita semua tahu rasanya panik saat si kecil mulai menjerit tanpa alasan yang jelas. Tapi coba ingat lagi momen ketika ibu hanya duduk diam di sebelahnya, napasnya tetap teratur meski pipi si kecil sudah merah padam. Bukan tidak peduli, justru sebaliknya. Kesabarannya itu seperti jangkar di tengah badai — kokoh tanpa perlu banyak kata.

Pernah nggak sih terpikir, “Gimana dia bisa segitu tenangnya sementara aku sendiri hampir ikutan teriak?”

Diam yang Lebih Berbicara dari Ribuan Kata

Ibu tenang di samping anak yang tantrum

Ada rahasia besar dalam keheningannya itu. Saat anak mengamuk, kadang yang paling mereka butuhkan bukan solusi instan, tapi ruang aman untuk meluapkan emosi.

Ibu paham betul bahwa dengan tetap tenang, ia sedang mengirim pesan: “Aku di sini untukmu, nak. Luapkan saja, ibu tak akan pergi.”

Justru di saat seperti inilah keteguhannya berbicara paling keras — bahwa emosi si kecil diterima apa adanya, tanpa ada yang dibesar-besarkan.

Kelemahan yang Justru Menguatkan

Jangan dikira ibu selalu sempurna. Pernah kan melihat tangannya gemetar memegang gelas, atau suaranya serak menahan emosi? Justru momen rapuh inilah yang paling menghangatkan.

Ketika ia menghela napas panjang lalu tersenyum kecut ke arah kita, seolah berkata “Aku lagi latihan kesabaran nih, sayang”.

Keputusannya untuk tetap lembut meski dunia rasanya mau runtuh — itulah wujud keberanian sejati yang patut kita pelajari.

Efek Ripple dari Setiap Tarikan Napas

Anak perlahan menenangkan diri di dekat ibu

Coba amati perlahan-lahan. Bagaimana anak yang tadinya terisak histeris pelan-pelan tenang hanya dengan keberadaan ibunya yang diam di sampingnya. Bagai sihir, tangis berangsur berubah jadi rengehan lalu bisikan kecil “Maaf, Bunda…”

Di sinilah kita paham — ketenangan itu menular. Saat semua terasa miring, diamnya ibu jadi penyeimbang. Tanpa sadar ia mengajar anak cara mengelola badai dalam diri mereka. Dan pelajaran ini akan terus mereka bawa sampai dewasa nanti.

Besok, kalau badai kecil datang lagi, coba kita tarik napas satu kali, ingat telaga itu—lalu biarkan diam kita berbicara.

Source: Unlock model insights with log probability support for Amazon Bedrock Custom Model Import, AWS, 2025/09/12

Latest Posts

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top