
Halo para orang tua luar biasa di seluruh Nusantara! Hari ini, matahari bersinar cerah dengan udara sejuk yang pas untuk bermain di taman kota di Jakarta Selatan.
Tapi di balik cuaca yang indah ini, ada berita besar yang menggema: Inggris Raya bersama NVIDIA sedang membangun infrastruktur AI nasional yang masif.
Mendengar ini, saya langsung teringat putri kecil saya yang penuh rasa ingin tahu, selalu bertanya ‘mengapa?’ tentang segala hal.
Berita tentang kemajuan AI ini membuat saya berpikir, bagaimana kita, sebagai orang tua, bisa mempersiapkan generasi penerus untuk dunia yang semakin dipenuhi kecerdasan buatan?
Ini nggak cuma teknologi baru, tapi revolusi yang bakal mengubah cara kita menjalani hari!
Apa Dampak Perkembangan AI bagi Keluarga Indonesia?

Berita tentang Inggris Raya yang berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur AI sungguh menggugah! Mereka berencana membangun ‘pabrik AI’ pada akhir 2026 untuk mendukung model terkemuka, termasuk dari OpenAI.
Bukan sekadar komputer super canggih; ini tentang membangun fondasi untuk inovasi dan menciptakan lapangan kerja baru. Kolaborasi terbesar AS-Inggris ini punya tujuan jelas: menjadikan Inggris ‘superpower AI’.
Sebagai orang tua, saya memikirkan implikasi bagi anak-anak kita. Dunia yang mereka masuki akan sangat berbeda. AI bukan fiksi ilmiah lagi—ia ada di asisten suara ponsel hingga rekomendasi musik.
Dengan investasi sebesar ini, AI akan semakin terintegrasi ke setiap aspek kehidupan. Ini seperti kemunculan internet dulu: banyak yang khawatir, tapi lihatlah sekarang! AI punya potensi dampak yang sama, bahkan lebih besar lagi.
Saya jadi teringat liburan keluarga. Dulu, kami harus buka peta fisik dan telepon agen. Sekarang? Semua ada di genggaman! Tiket pesawat, akomodasi, rekomendasi wisata—semua dalam hitungan menit. Ingat waktu si kecil tertawa ketika peta malah menunjukkan pantai palsu? Dari situ kita belajar bahwa teknologi bisa salah, dan itulah momen berharga untuk tertawa bersama lalu mencari solusi! Perkembangan AI membawa kemudahan ini ke level lebih tinggi, bukan hanya liburan tapi seluruh tatanan masyarakat.
Bagaimana Menghadapi Revolusi AI Bersama Anak dengan Bijak?

Salah satu hal menarik: laporan menunjukkan pekerjaan terkait AI di Inggris meningkat pesat. Ini pertanda baik! Anak-anak kita punya peluang karir luar biasa di masa depan.
Putri saya yang kecil sangat gemar menggambar dan membangun dengan balok-baloknya. Dia bahkan mencoba membuat ‘robot’ dari kardus bekas! Ekspresi wajahnya saat berhasil membangun imajinasinya benar-benar membangkitkan semangat.
Nah, di sinilah letak kekuatan AI bagi anak: sebagai alat untuk kreativitas. Pernah nggak sih tiba-tiba Siri jawabnya ke mana-mana? Hehe, dari situ kita bisa tertawa bareng lalu jelasin lagi caranya. Pernahkah Anda mencoba aplikasi yang mengubah sketsa menjadi gambar hidup atau menyarankan nada musik berdasarkan melodi yang Anda nyanyikan?
Itulah gambaran bagaimana AI bisa menjadi ‘superpower’ kreativitas anak—bukan menggantikan peran orang tua, tapi membuka pintu ke kemungkinan tak terpikirkan. Dengan bimbingan kita, mereka bisa gunakan AI untuk memperkaya imajinasi, bukan jadi konsumen pasif.
Namun, keseimbangan tetap kunci! Seperti membatasi waktu layar agar anak punya cukup waktu bermain di taman atau baca buku fisik, kita juga harus bijak memperkenalkan AI. Ajarkan keamanan online, etika digital, dan cara bedakan informasi benar dari ‘halusinasi’ AI. Ini percakapan yang harus dimulai sejak dini!
Tips Praktis untuk Orang Tua Indonesia dalam Era AI

Setelah memahami besar kecilnya peluang, yuk kita lihat langkah nyata yang bisa kita ambil hari ini!
Apa yang bisa kita lakukan sebagai orang tua di tengah hiruk pikuk kehidupan? Tenang! Tujuan kita adalah menjadikan anak pengguna yang cerdas, kreatif, dan bertanggung jawab, bukan budak teknologi.
Pertama, pupuk rasa ingin tahu. Ajak anak bereksperimen dengan asisten suara: tanyakan berbagai hal atau atur robot mainan yang bisa diprogram. Semakin mereka terbiasa berinteraksi dengan teknologi ‘cerdas’, semakin alami adaptasinya.
Kedua, jadikan AI alat belajar menyenangkan. Gunakan aplikasi edukatif berbasis AI sebagai pelengkap, bukan pengganti. Setelah belajar dinosaurus dari buku, minta AI ciptakan cerita dinosaurus versi anak atau temukan fakta unik. Ini membuat pembelajaran lebih dinamis dan personal!
Ketiga, bicarakan ‘bekerja’ di masa depan. Ceritakan bagaimana AI akan membantu manusia lakukan hal lebih menarik. Jelaskan pekerjaan masa depan melibatkan kolaborasi dengan AI untuk pecahkan masalah besar.
Ajarkan nilai-nilai seperti empati, kreativitas, pemikiran kritis, dan kemampuan beradaptasi—ini adalah
superpower yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh AI
Keempat, praktikkan keseimbangan. Tunjukkan bahwa teknologi luar biasa, tapi kehidupan nyata—bermain di taman, baca buku, percakapan tatap muka—tetap yang terpenting. Ini pelajaran berharga yang kita berikan.
Terakhir, terus belajar bersama. Dunia AI terus berkembang pesat. Mari jadikan ini ‘petualangan keluarga’ kita, menjelajahi masa depan penuh harapan dengan semangat membara dan hati sukacita!
Source: NVIDIA and United Kingdom Build Nation’s AI Infrastructure and Ecosystem to Fuel Innovation, Economic Growth and Jobs, Globe Newswire, 2025-09-16
