
Anak mulai malas belajar online? Atau malah orangtuanya yang mulai pusing? Yuk, cari solusi bareng! Pernah ngerasain waktu mendampingi sekolah daring tiba-tiba laptop error, kuota habis, sementara anak sudah merengek minta main? Atau pas meeting kerja penting, si kecil malah teriak-teriak minta ditemani? Tenang, kita sama kok. Sebagai ayah yang juga merasakan rollercoaster emosi ini, yuk, kutitip cerita kecil—curhat rollercoaster kami selama PJJ ini… dengan sedikit tawa dan banyak kopi.
Bikin Belajar Online Jadi Petualangan Seru
Gimana kalau matematika itu kita ubah jadi permainan treasure hunt? Ketika anak kesulitan memahami pecahan, coba gunakan potongan buah atau kue kesukaannya. ‘Nih, kalau kue ini dibagi untuk 4 orang, berapa potongan buat kamu—nanti abis dilahap Gisel, lho!’ Tiba-tiba angka abstrak jadi konkret dan… bisa dimakan!
Atau pas pelajaran IPA tentang tumbuhan, kenapa tidak ajak mereka berkebun kecil-kecilan di halaman? Lihat saja matanya berbinar saat biji kacang yang mereka tanam mulai tumbuh. Belajar jadi bukan lagi kewajiban, tapi eksperimen menyenangkan. Bonusnya? Kita ikut segar karena menghirup udara luar.
Jaga Kesehatan Mental: Bukan Cuma untuk Anak
Jujur saja, pernahkah kita merasa gagal sebagai pendamping belajar saat emosi meledak karena anak tak kunjung paham materi? Ternyata 73% orangtua di survei Kompas merasa hal serupa. Kuncinya adalah ‘time-out’ yang manusiawi.
Coba terapkan sistem lampu lalu lintas: lampu hijau (fokus belajar), kuning (istirahat 5 menit), merah (stop dulu, main 15 menit). Sistem ini bukan hanya untuk anak, tapi juga pegangan kita saat stres mulai naik. ‘Aduh mulai pusing nih, yuk kita nyalain lampu merah dulu!’ (dan kadang tuh ‘lampu merah’ buat Ayah duluan sebelum anak, hehe). Pernah dicoba?
Kolaborasi dengan Guru Tanpa Sungkan
Ada satu kalimat sakti yang selalu saya gunakan ke guru: ‘Mohon bantuannya, bagaimana cara terbaik mendukung anak di rumah sesuai gaya belajarnya?’ Kalimat pembuka ini jauh lebih efektif daripada keluhan.
Catat poin penting selama sesi parenting online dalam notes kecil. ‘Bu guru bilang Adit perlu latihan menulis narasi… Nah, bagaimana kalau kita buat komik bersama weekend ini?’ Kolaborasi dengan guru bukan tentang menyalahkan, tapi mencari solusi bersama. Percayalah, guru pun senang bila orangtua proaktif.
9 Ide Kreatif Agar Belajar di Rumah Tak Membosankan
- Ubah ruang belajar jadi ‘markas’ dengan tenda kain dan lampu fairy lights
- Pakai kostum superhero saat pelajaran tertentu – ‘Ayo Captain Matematika!’
- Belajar sambil jalan-jalan virtual di Google Earth untuk geografi
- Role play jadi youtuber yang menjelaskan materi pelajaran
- Bikin kuis online bareng teman-teman sekelas pakai platform gratis
- Sekolah di alam – bawa kursi lipat ke taman kompleks
- Tandai materi yang sudah dikuasai dengan stiker bintang
- Memasak bersama sambil belajar pengukuran dan pecahan
- Video call dengan kakek-nenek untuk belajar sejarah keluarga
Percobaan sederhana ini sering membuat suasana belajar terasa seperti petualangan. Anak kami malah sering protes, ‘Pa, sudah selesai sekolahnya? Masih mau lanjut nih!’
Me-time untuk Orangtua itu Wajib, Bukan Egois
Di tengah kesibukan mengurus pekerjaan rumah dan mendampingi PJJ, pernahkah merasa seperti baterai yang hampir habis?
Seorang psikolog pernah bilang ke saya, ‘Kamu tidak bisa menuangkan air dari teko kosong.’
Mulailah dengan ritual kecil: 15 menit pagi hari untuk minum teh hangat sambil menikmati sunrise, atau mendengarkan podcast favorit sambil menyetrika. Jangan lupa komunikasi dengan pasangan untuk bergantian ‘jaga shift’. Percayalah, anak-anak pun akan merasakan energi kita yang lebih positif setelah kita mendapat waktu untuk recharge.
Kalau hari ini masih berantakan, ingat: kita baru bab 1 buku peta petualangan PJJ anak-anak kita.