
Pernah nggak sih, pulang kerja larut malam dan… wah, si kecil masih asyik banget sama gadget-nya? Atau khawatir saat mereka browsing sendiri tanpa pengawasan? Sebagai orang tua yang juga sibuk dengan pekerjaan, rasanya memang tidak mudah ya mengimbangi perkembangan teknologi dengan pengasuhan anak. Tapi tenang, kita bisa mulai dari hal-hal kecil yang praktis.
Kemarin, waktu anakku menemukan aplikasi coding untuk anak, matanya langsung berbinar—moment seperti inilah yang bikin semangat!
Mengatur Screen Time Tanpa Harus Terus Menerus Mengawasi
Bayangkan ini: jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, tapi si kecil masih belum mau melepaskan tablet dari tangannya. Daripada marah-marah yang bikin stres, coba buat kesepakatan sederhana. Misalnya, ‘setelah makan malam, waktunya nonton bersama keluarga’ atau ‘sebelum tidur, kita bacakan cerita’. Dengan rutinitas yang jelas, anak jadi lebih mudah meninggalkan gadget.
Tips praktisnya? Manfaatkan fitur parental control yang sudah ada di berbagai perangkat. Hanya butuh 5 menit untuk mengaturnya, tapi dampaknya sepanjang hari. Jadi meski kita sibuk kerja, gadget sudah otomatis membatasi waktu pemakaian.
Menjaga Keamanan Online dengan Pendekatan yang Tepat
Kekhawatiran terbesar kita sebagai orang tua memang soal keamanan anak main internet. Tapi daripada melarang sama sekali, lebih baik ajarkan mereka cara berinternet yang aman. Mulai dari hal sederhana seperti tidak membagikan informasi pribadi sampai mengenali konten yang tidak pantas.
Pernah coba browsing bersama anak? Coba luangkan waktu 15 menit di akhir pekan untuk menjelajahi internet bersama. Sambil melihat konten yang mereka sukai, kita bisa sambil memberikan pemahaman tentang mana yang baik dan mana yang perlu dihindari. Pendekatan seperti ini justru lebih efektif daripada sekadar melarang.
Membangun Komunikasi Terbuka Tentang Teknologi
Ada satu hal yang sering terlewat: anak remaja lebih sering curhat ke AI daripada ke orang tua. Sedih ya mendengarnya? Tapi mungkin karena mereka merasa tidak dipahami. Coba mulai percakapan sederhana tentang teknologi yang mereka gunakan. Tanyakan aplikasi apa yang sedang populer, game apa yang seru dimainkan.
Dengan menunjukkan ketertarikan pada dunia mereka, pelan-pelan kepercayaan akan terbangun. Tidak perlu jadi ahli teknologi, cukup jadi pendengar yang baik. Dari situ, kita bisa masuk ke percakapan yang lebih dalam tentang dampak positif dan negatif teknologi.
Memanfaatkan Teknologi untuk Pengembangan Anak
Di balik kekhawatiran, teknologi juga menawarkan banyak hal positif untuk perkembangan anak. Aplikasi AI untuk anak usia dini bisa membantu mengasah kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas. Kuncinya adalah memilih konten yang berkualitas dan tetap mendampingi.
Coba eksplorasi aplikasi edukasi bersama anak di akhir pekan. Sambil bermain, kita bisa mengobservasi minat dan bakat mereka. Teknologi seharusnya menjadi alat bantu, bukan pengganti peran kita sebagai orang tua.
Menyeimbangkan Dunia Digital dan Dunia Nyata
Yang paling penting adalah menciptakan keseimbangan. Teknologi memang penting, tapi interaksi langsung tetap tidak tergantikan.
Coba buat ‘zona bebas gadget’ di rumah, misalnya di meja makan atau kamar tidur. Waktu makan bersama menjadi momen untuk bercerita dan tertawa tanpa gangguan notifikasi.
Ingat, menjadi orang tua di era digital memang penuh tantangan. Tapi dengan pendekatan yang tepat dan komunikasi yang terbuka, kita bisa membimbing anak untuk menghadapi era digital dengan percaya diri. Perlahan-lahan, langkah demi langkah, bersama-sama.
Source: Two strategies to succeed when AI seems to be eroding jobs around you, Idratherbewriting.com, 2025-09-27