
Aku masih ingat kemarin sore, saat akhirnya kita bisa duduk bersama di teras setelah seharian sibuk. Anak-anak sedang asyik bermain di halaman, dan untuk sesaat, tidak ada notifikasi telepon yang berbunyi, tidak ada email yang menunggu dibalas. Hanya ada kita, dan suara tawa mereka yang begitu jujur. Di detik-detik itu, aku melihat matamu yang biasanya penuh dengan daftar pekerjaan, sekarang benar-benar hadir. Menikmati setiap detik. Dan aku berpikir—inilah yang seharusnya lebih sering kita alami. Di era dimana teknologi seharusnya memudahkan, kenapa justru sering merasa waktu untuk keluarga semakin sedikit?
Seni Melepaskan yang Tidak Perlu
Aku memperhatikan caramu mengatur segalanya. Bagaimana kau bisa menyelesaikan meeting online sambil memastikan anak sudah makan siang, sambil juga mengingat bahwa besok ada pertemuan sekolah. Terkadang aku heran, bagaimana kau tidak kehabisan energi dengan semua yang harus dikelola.
Tapi kemudian aku sadar—mungkin kita tidak harus mengingat semuanya sendiri. Seperti bagaimana teknologi bisa membantu mengotomatisasi tugas-tugas bisnis, mungkin kita juga perlu ‘otomatisasi’ untuk bagian-bagian tertentu dari pengasuhan. Bukan untuk mengubah keluarga jadi proyek kerja, tapi malah sebaliknya—biar rumah nggak jadi kantor kedua.
Aku melihat betapa leganya kamu ketika kita mulai menggunakan aplikasi untuk mengingatkan jadwal vaksinasi, atau template untuk merencanakan menu mingguan. Bukan tentang menjadi sempurna, tapi tentang memberi ruang bagi kita untuk benar-benar hadir.
Mengubah Waktu yang Dihemat menjadi Kenangan yang Dibangun
Yang bikin hati meleleh itu lihat kamu tertawa lepas sama anak-anak, tanpa beban kerja yang numpuk di pikiran. Saat-saat ketika kamu benar-benar fokus, bukan hanya fisiknya tapi seluruh perhatianmu untuk mereka.
Kita sering khawatir teknologi akan menjauhkan kita, tapi mungkin yang perlu kita lakukan adalah belajar menggunakan teknologi untuk mendekatkan. Waktu yang kita hemat dari belanja online atau pembayaran digital—bisa menjadi waktu untuk membuat prakarya bersama, atau sekadar duduk diam mendengarkan cerita hari mereka.
Dan iya, terkadang ‘waktu ekstra’ itu berarti lebih banyak berantakan—mainan yang berserakan, cat yang tumpah, atau kue yang agak gosong. Tapi justru dalam kekacauan kreatif itulah ikatan kita semakin kuat.
Keseimbangan yang Sesungguhnya Bukan Tentang Membagi Waktu
Sebagai orangtua yang juga bekerja dari rumah, aku belajar bahwa keseimbangan bukan tentang membagi waktu secara matematis antara kerja dan keluarga. Tapi tentang bagaimana bisa sepenuhnya hadir di momen apapun yang sedang kita jalani.
Teknologi seharusnya memberi kita fleksibilitas untuk bisa menonton anak bermain di sela-sela kerja, atau cepat menyelesaikan tugas agar bisa lebih banyak waktu untuk quality time. Bukan tentang multitasking yang membuat kita setengah hadir di mana-mana, tapi tentang bisa fokus pada satu hal pada waktunya.
Kadang yang dibutuhkan hanya kesadaran untuk meletakkan gawai sejenak, dan benar-benar melihat mata mereka yang penuh cerita.
Membangun Fondasi untuk Hubungan yang Lebih Dalam
Di akhir hari, yang akan diingat anak-anak bukan seberapa produktif kita bekerja, tapi seberapa sering kita benar-benar mendengarkan cerita mereka tentang hari itu. Teknologi, ketika digunakan dengan bijak, bisa menjadi alat untuk memastikan kita tidak melewatkan momen-momen kecil yang justru paling berharga.
Aku belajar dari caramu menemukan cara—menggunakan fitur parental control untuk melindungi mereka, sekaligus memberi kebebasan bereksplorasi. Bukan tentang membatasi, tapi tentang mengarahkan.
Mungkin inilah pelajaran terbesar kita sebagai orangtua di era digital: bahwa kemajuan teknologi seharusnya memberi kita lebih banyak ruang untuk menjadi manusia—untuk mencintai, tertawa, dan terhubung dengan cara yang paling mendasar. Masa depan keluarga kita itu dibangun dari detik-detik kecil ketika kita benar-benar ada untuk mereka—tanpa distraksi, tanpa bagi-bagi perhatian. Itulah warisan terbaik yang bisa kita berikan.
Sumber: Squarespace Refresh 2025: Built to Stand Out, Ready to Scale, Squarespace, 2025-09-30